
Harga Cabai Naik 50 Persen dalam Sepekan
- DPPPKUM Kaltim akan Operasi Pasar di belasan Kantor Pos
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (DPPKUKM) Kalimantan Timur mengantisipasi kenaikan harga bahan pokok, terutama komoditas cabai yang mengalami lonjakan sejak pertengahan Februari.
Kepala Bidang Perdagangan DPPKUKM Kaltim, Ali Wardana, menyampaikan bahwa pemantauan harga dilakukan setiap hari di seluruh kabupaten dan kota.
Hasil pantauan menunjukkan sebagian besar harga kebutuhan pokok relatif stabil, namun cabai merah keriting dan cabai rawit merah mengalami kenaikan yang signifikan.
“Kenaikan harga cabai ini mulai terasa sejak pertengahan Februari. Sebelumnya, harga sempat naik dan turun pada akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru,” kata Ali Wardana.
BACA JUGA:
Pasar Sepinggan Bakal Jadi Pasar Distribusi, Siap Dianggarkan 2026 - ibukotakini.com
Namun setelah intervensi pemerintah melalui pasar murah dan operasi pasar, harga kembali turun hingga Januari.
"Akan tetapi di bulan Ramadan ini, ada pergerakan naik yang terus kami pantau," imbuh Ali pada Selasa (4/3/2025).
Berdasarkan pantauan, harga cabai merah besar dalam sepekan, naik sekitar 50 persen. Pada 26 Februari 2025, cabai merah besar masih dijual Rp56 ribu per kilogram. Namun pantauan pada hari Rabu, 3 Maret 2025 sudah mencapai Rp78.350 per kilogram.
Begitu juga dengan harga cabai merah keriting, yang semula Rp55.700, hari ini menjadi Rp78.350 per kilogram. Sedangkan cabai keriting dalam sepekan mengalami kenaikan harga sekitar 40 persen, dari Rp86.050 pekan lalu, menjadi Rp130.850 per kilo.
Untuk mengatasi lonjakan harga, DPPKUKM Kaltim bersama pemerintah pusat dan daerah menggelar operasi pasar di berbagai titik strategis, termasuk 16 titik di Kantor Pos Samarinda dan 20 titik di Balikpapan.
Selain itu, koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) semakin diperkuat guna melakukan langkah-langkah antisipasi inflasi.
TPID menerapkan sistem peringatan dini (early warning system) untuk memantau dinamika harga dan mencegah lonjakan yang lebih besar.
Ali Wardana menegaskan bahwa pemerintah berupaya untuk mengurangi bahkan menghilangkan ketergantungan pasokan bahan pokok dari luar daerah.
BACA JUGA:
Siswa Berkebutuhan Khusus Ikut Ubah Lahan Tambang Jadi Greenhouse - ibukotakini.com
"Ini adalah cita-cita besar kami agar Kaltim dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakatnya," tambahnya.
Pemerintah Provinsi Kaltim juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan pembelian berlebihan (panic buying). Ketersediaan bahan pokok dijamin aman, dengan berbagai intervensi yang telah dilakukan untuk menjaga stabilitas harga di pasar. ***