Harga Kelompok Makanan Turun Sebabkan Deflasi Februari 2022
Ekonomi

Harga Kelompok Makanan Turun Sebabkan Deflasi Februari 2022

  • IBUKOTAKINI.COM – Sepanjang bulan Februari 2022, terlaporkan bahwa harga kelompok makanan mengalami penurunan. Dengan adanya penurunan tersebut di bulan tersebu
Ekonomi
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Sepanjang bulan Februari 2022, terlaporkan bahwa harga kelompok makanan mengalami penurunan. Dengan adanya penurunan tersebut di bulan tersebut, Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar 0,51% (mtm). 

Kondisi itu berbeda dibandingkan bulan Januari 2022 yang mengalami inflasi sebesar 0,81% (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 2,29% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (2,06%-yoy) namun lebih rendah dibandingkan Kalimantan Timur (2,35%-yoy). Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut masih berada pada rentang target inflasi tahun 2022 sebesar 3,0%±1.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kota Balikpapan, R. Bambang Setyo Pambudi mengatakan bahwa deflasi pada bulan laporan disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,46% (mtm). 

Deflasi pada kelompok ini didorong oleh penurunan harga minyak goreng seiring dengan adanya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah. Selain itu, deflasi juga didorong oleh menurunnya harga ikan layang di tengah jumlah pasokan yang memadai. 

“Kelompok transportasi juga mengalami deflasi dengan andil 0,12% (mtm) yang didorong oleh penurunan tarif angkutan udara di tengah menurunnya mobilitas masyarakat pasca kenaikan angka penderita covid-19,” tuturnya dalam keterangan resminya yang diterima Ibukotakini.com, Selasa, 1 Maret 2022. 

Di sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,07%, yang dipengaruhi oleh naiknya harga emas perhiasan di tengah meningkatnya harga emas dunia sebagai aset safe haven akibat meningkatnya kondisi geopolitik di beberapa negara.

Bambang memperkirakan ke depan masih ada beberapa faktor yang masih akan memberikan tekanan inflasi. Di antaranya adalah kenaikan komoditas makanan jelang persiapan ramadan,  berlanjutnya kenaikan harga komoditas rokok setelah adanya kebijakan kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) dan rokok, dan kenaikan harga LPG non subsidi dapat memicu kenaikan harga makanan dan minuman jadi.

“Dengan masih adanya tekanan Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil,” tutupnya.