Hilirisasi Nikel, ANTM Akuisisi 30 Persen Saham Newton Internasional
Ekbis

Hilirisasi Nikel, ANTM Akuisisi 30 Persen Saham Newton Internasional

  • Dari lantai bursa, pada perdagangan Senin, 8 Oktober 2024, saham ANTM ditutup dengan penguatan 1,31% ke level Rp1.545 per saham. Namun, secara year to date, saham emiten tambang plat merah ini masih tertekan 10,95%.
Ekbis
Redaksi

Redaksi

Author

JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, melalui anak usahanya PT Gag Nikel (PTGN), telah mengakuisisi 30% saham Newton International Investment Pte Ltd (NII) senilai senilai US$ 102,5 juta atau sekitar Rp 1,60 triliun.

Manajemen ANTM menjelaskan bahwa aksi korporasi yang dilakukan PTGN, yang sepenuhnya dimiliki oleh perseroan, bertujuan untuk memperkuat program hilirisasi nikel. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.

Asal tahu saja, NII sendiri adalah anak usaha Eternal Tsingshan Group Limited (ETGL), di PT Jiu Long Metal Industry (JLMI). Perusahaan tersebut tercatat memiliki smelter nikel di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Grup Tsingshan, yang dikenal sebagai salah satu produsen baja tahan karat terbesar asal China, memiliki berbagai anak usaha global, termasuk di Indonesia, yang mengelola sejumlah smelter, termasuk smelter nikel dalam wilayah ersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pembelian saham ini resmi terjadi pada Kamis, 3 Oktober 2024, setelah sebelumnya PTGN dan NII menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (PJBB) pada 3 Mei 2024.

Dengan akuisisi ini, maka PTGN resmi menguasai 30% saham JLMI, sementara 70% sisanya masih dipegang oleh NII. Langkah ini diambil untuk mendukung program hilirisasi pemerintah Indonesia.

BACA JUGA:

"Kami juga berharap implementasi ini dapat mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik nasional," ujar Manajemen Antam dalam keterangan resmi dikutip pada Selasa, 8 Oktober 2024.

Suplai Bijih Nikel
Selain itu, PTGN juga menandatangani perjanjian suplai bijih nikel dengan PT Universal Metal Trading (UMT), anak usaha lain dari Grup Tsingshan, pada 3 Mei 2024. Dalam perjanjian tersebut, PTGN akan memasok nikel kepada UMT, dan UMT akan membayar uang muka sebagian dari nikel yang dipasok PTGN.

Uang muka ini nantinya digunakan PTGN untuk membayar pembelian saham NII di JLMI. Setelah resmi menjadi pemegang saham JLMI pada 3 Oktober 2024, PTGN juga memberikan pinjaman pemegang saham sebesar US$18 juta atau setara Rp274,4 miliar kepada JLMI.

Sebelumnya, NII juga memberikan pinjaman pemegang saham senilai US$60 juta atau sekitar Rp940,8 miliar. Pinjaman ini sesuai dengan porsi kepemilikan masing-masing di JLMI.  "Pemberian pinjaman ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan tidak langsung Antam, melalui pendapatan bunga dari JLMI kepada PTGN," jelas Manajemen Antam.

Rencananya, JLMI akan menggunakan pinjaman tersebut untuk memperkuat operasional guna meningkatkan pendapatan, sehingga dapat menyetorkan dividen kepada PTGN, yang kemudian diteruskan kepada ANTM.

Dari lantai bursa, pada perdagangan Senin, 8 Oktober 2024, saham ANTM ditutup dengan penguatan 1,31% ke level Rp1.545 per saham. Namun, secara year to date, saham emiten tambang plat merah ini masih tertekan 10,95%. (Trenasia.com)