Hingga Agustus 2024, Subsidi Energi Tembus Rp102, 8 Triliun
Tren

Hingga Agustus 2024, Subsidi Energi Tembus Rp102, 8 Triliun

  • Realisasi alokasi subsidi energi terdiri untuk bahan bakar minyak (BBM) mencapai Rp12,6 triliun menyasar 10,28 juta kilo liter atau tumbuh 0,6%.
Tren
Redaksi

Redaksi

Author

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menggelontorkan Rp102,8 triliun untuk realisasi subsidi energi hingga Agustus 2024. Alokasi subsidi ini meliputi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM), listrik subsidi dan  LPG 3kg bersubsidi.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara merinci, realisasi alokasi subsidi energi terdiri untuk bahan bakar minyak (BBM) mencapai Rp12,6 triliun menyasar 10,28 juta kilo liter atau tumbuh 0,6%. Kemudian, untuk belanja subsidi LPG 3 kg realisasinya Rp48,2 triliun setara dengan 4,74 metrik ton atau 1,6% sedangkan listrik menyasar 40,9 juta pelanggan.

"Dari subsidi sudah dibelanjakan Rp147 triliun atau 14,3 persen yoy berasal dari subsidi energi dan subsidi non energi,” ujar Suahazil dalam Konpers APBN KiTa Edisi Agustus pada Senin, 23 September 2024.

Sedangkan untuk subsidi non energi  realisasinya mencapai Rp44,1 triliun. Terdiri dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan oleh perbankan mencapai Rp195,4 triliun ada peningkatan KUR 29,5%. Dari sisi debitur realisasinya hingga Agustus 2024 mencapai 3,3 juta orang dam subsidi pupuk diangka 4,4 juta ton.

Realiasi Belanja

Sementara belanja negara Suahazil merinci sebesar Rp1.930,7 triliun. Nilai itu setara dengan 58,1% dari pagu anggaran. Belanja Negara mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni sebesar 15,3% yoy.

BACA JUGA:

Sedangkan dari sisi belanja pemerintah pusat tercatat sebesar Rp1.368,5 triliun yang terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp703,3 triliun atau 64,2% dari pagu dan belanja non-K/L sebesar Rp665,2 triliun atau 48,3% dari lagu anggaran.

Dari realisasi belanja yang ada Rp1.030,6 triliun dinikmati langsung oleh masyarakat atau 75,3%. Keseimbangan primer juga tercatat menunjukkan kinerja positif, yakni sebesar Rp161,8 triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total Pendapatan Negara dikurangi Belanja Negara di luar pembayaran bunga utang.

Subsidi Energi
2024 - 2023
Melansir laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi BBM sendiri masuk dalam subsidi energi yang juga meliputi listrik hingga LPG 3 Kg. Untuk tahun 2024, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut kementeriannya menargetkan alokasi subsidi energi seniilai Rp186,9 triliun.

Anggaran subsidi tersebut dialokasikan untuk subsidi BBM dan LPG senilai Rp113,3 triliun dan subsidi listrik senilai Rp73,6 triliun. Anggaran ini diketahui meningkat dari tahun 2023.

Di mana subsidi energi 2023 telah direalisasikan senilai Rp159,6 triliun. Realisasi tersebut mencakup subsidi BBM dan LPG senilai Rp96,9 triliun dan subsidi listrik Rp64 triliun.

2022
Lalu pada 2022, berdasarkan data Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mencatat realisasi subsidi energi pada 2022 mencapai Rp157,6 triliun. Realisasi ini lebih rendah dari yang dianggarkan pemerintah sebesar Rp211,1 triliun.

Jika dirinci, Rp157,6 triliun, terdiri dari subsidi BBM & LPG sebesar Rp97,8 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp59,8 triliun. (Trenasia.com)