logo
IHSG Merosot 7,83% dalam Sepekan, Investor Asing Lanjutkan Aksi Jual
Ekbis

IHSG Merosot 7,83% dalam Sepekan, Investor Asing Lanjutkan Aksi Jual

  • Tekanan jual masif dari investor asing menjadi faktor utama pelemahan pasar
Ekbis
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar -7,83% sepanjang pekan lalu (24-28 Februari 2025), turun dari level 6.818 ke 6.270. Tekanan jual masif dari investor asing menjadi faktor utama pelemahan pasar, dengan catatan net sell asing mencapai Rp10,2 triliun di seluruh pasar, di mana Rp7,66 triliun berasal dari pasar reguler.

Hanya satu sektor yang mampu mencatatkan penguatan, yakni IDX Techno yang melonjak sebesar 11,86%. Kenaikan ini ditopang oleh lonjakan harga saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang melesat 43,99% dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, sektor IDX Basic Materials menjadi yang paling tertekan dengan koreksi -12,63%, dipicu oleh anjloknya saham TPIA (-16,51%) dan AMMN (-9,97%) akibat aksi panic selling.

Lima Sentimen Penggerak Pasar Menurut Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany Travelin Yunus, sejumlah faktor eksternal dan domestik turut membebani pergerakan pasar saham Indonesia pekan lalu:

  1. Kebijakan Tarif Impor AS – Presiden Donald Trump berencana menetapkan tarif impor 25% terhadap Uni Eropa, yang berpotensi meningkatkan inflasi global dan menghambat pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
  2. Stimulus Perbankan China – Pemerintah China menggelontorkan stimulus US$55 juta untuk menopang sistem perbankannya, yang dijadwalkan terealisasi pada Maret 2025.
  3. Penurunan Peringkat MSCI – Morgan Stanley menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks MSCI dari equal-weight menjadi underweight, membuat pasar domestik kurang menarik bagi investor asing.
  4. Peluncuran Badan Pengelola Investasi Danantara – Presiden Prabowo meresmikan lembaga ini untuk mengelola aset dan dividen BUMN.
  5. Melemahnya Rupiah – Nilai tukar Rupiah terus tertekan hingga menyentuh level Rp16.574/USD, memberikan tekanan tambahan pada pasar modal domestik.

BACA JUGA:

Gelombang PHK Massal: Industri Nasional Terpuruk 2024 Hingga Awal 2025 - ibukotakini.com

Prospek Pasar Saham Pekan Ini Menghadapi pekan perdagangan 3-7 Maret 2025, pelaku pasar diimbau untuk mencermati data ekonomi global dan domestik yang dapat mempengaruhi pergerakan IHSG. 

Menurutnya, beberapa data penting yang perlu diperhatikan. Di antaranya, indeks NBS PMI Manufacturing (China) yang diperkirakan naik ke 50,2 dari 49,1 bulan sebelumnya, menandakan ekspansi ekonomi.

Kemudian indeks PMI Manufacturing AS: Diproyeksi meningkat ke 51,6, sementara PMI Composite diperkirakan turun ke 50,4 dari 52,7. Dan Non-Farm Payrolls AS: Diperkirakan turun ke 133.000 dari 143.000, menjadi indikator penting bagi keputusan suku bunga The Fed.

Sementara indeks PMI Manufaktur Indonesia diprediksi tetap ekspansif ke level 52,3 dari 51,9, yang dapat menjadi sinyal positif bagi ekonomi domestik.

Dan tingkat Inflasi Indonesia diperkirakan turun ke 0,41%, seiring kebijakan diskon tarif listrik dari pemerintah.

“Aksi jual besar-besaran masih berpotensi berlanjut pekan ini,” ujarnya. ***