Industri Sawit Gunakan Teknologi Fraksionasi Tandan Kosong
- Teknologi fraksionasi TKKS ofijalankan konsorsium dalam negeri untuk meningkatkan daya saing industri kelapa sawit.
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM– Dalam upaya memperkuat struktur industri nasional dan meningkatkan daya saing di sektor kelapa sawit, pemerintah menekankan pentingnya penguasaan teknologi fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) pada skala pilot.
Teknologi ini diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan TKKS untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti Glukosa, Xilosa, dan Lignin (GXL).
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, mengungkapkan teknologi yang dihasilkan oleh konsorsium dalam negeri ini merupakan karya anak bangsa yang akan dilisensikan sebagai teknologi inovatif.
Keberhasilan pilot plant dalam mengolah TKKS menjadi produk GXL diyakini akan meningkatkan daya saing industri kelapa sawit nasional, memberikan citra positif terkait isu lingkungan, serta memperdalam dan memperkuat struktur industri di Indonesia.
BACA JUGA:
"Penguasaan teknologi ini adalah langkah strategis untuk meningkatkan pemanfaatan dan optimalisasi TKKS. Teknologi fraksionasi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor, tetapi juga berpotensi besar dalam membuka lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan investasi nasional," ujar Andi Rizaldi.
Ia juga menekankan bahwa tugas selanjutnya adalah menyediakan jasa optimalisasi pemanfaatan teknologi industri melalui Badan Layanan Umum BBSPJI Agro di Bogor.
Jasa layanan ini dirancang untuk industri yang ingin berinvestasi dalam upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah TKKS melalui benchmarking dan lisensi teknologi, yang diatur melalui mekanisme Pendapatan Negara Bukan Pajak.
"Teknologi fraksionasi TKKS ini tidak hanya memperkuat sektor industri kelapa sawit, tetapi juga memberikan peluang bagi industri lain untuk berkembang melalui investasi yang berbasis teknologi lokal. Ini adalah momentum untuk membuktikan bahwa karya anak bangsa mampu bersaing di kancah internasional," tutup Andi Rizaldi.
BACA JUGA:
Dengan terobosan teknologi ini, Indonesia berpotensi menjadi pemain utama dalam industri kelapa sawit yang ramah lingkungan, sekaligus mendorong percepatan substitusi impor dan memperkuat penguasaan teknologi oleh konsorsium dalam negeri. ***