
Inflasi Balikpapan Paling Tinggi di Kaltim, Mau Tahu Angkanya?
- BPS Kaltim Beberkan Penyebabnya.
Ekbis
IBUKOTAKINI.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat Kota Balikpapan sebagai wilayah dengan inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) tertinggi pada Januari 2025.
Kota Minyak mencatat tingkat inflasi sebesar 0,36 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi Kaltim yang tercatat 0,21 persen, turun signifikan dari posisi Desember 2024 sebesar 1,47 persen.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menjelaskan bahwa secara umum inflasi di Kaltim terjadi akibat kenaikan indeks harga pada sejumlah kelompok pengeluaran, terutama pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,75 persen.
Kemudian disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,43 persen, kelompok penyediaan makanan, minuman, restoran sebesar 2,08 persen, lalu kelompok kesehatan 1,78 persendan kelompok pendidikan sebesar 1,60 persen.
BACA JUGA:
Beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar antara lain beras, emas perhiasan, cabai rawit, udang basah, sigaret kretek mesin, dan nasi dengan lauk.
“Kenaikan harga komoditas ini menjadi faktor utama tekanan inflasi,” ungkap Yusniar dalam keterangan resmi, yang dikutip Sabtu (8/2/2025).
Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran mengalami deflasi, seperti kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga -8,77 persen, transportasi -0,36 persen, serta kelompok informasi dan komunikasi -0,60 persen.
Penurunan harga BBM dan subsidi listrik disebut menjadi penyebab utama deflasi di sektor perumahan dan energi.
BACA JUGA:
Selain Balikpapan, wilayah dengan inflasi tinggi di Kaltim adalah Kabupaten Berau (0,28 persen) dan Kabupaten Penajam Paser Utara (0,13 persen). Sementara Kota Samarinda mencatat inflasi terendah (0,10 persen).
Secara bulanan (month-to-month/m-to-m), Januari 2025 justru mengalami deflasi sebesar 1,31 persen di Samarinda (terdalam) dan 0,61 persen di Penajam Paser Utara (terendah).
Fenomena ini dipicu penurunan harga pasca-Lebaran dan panen raya sejumlah komoditas pertanian.
Analis memprediksi inflasi Kaltim akan tetap terkendali sepanjang 2025, meskipun kenaikan harga jasa dan bahan pangan perlu menjadi perhatian pemerintah daerah. ***