Investasi Kaltim Merosot 50 Persen
Kabupaten Berau dapat kucuran investasi palign besar
Bisnis
IBUKOTAKINI.COM - Perekonomian Kalimantan Timur tertekan hebat akibat corona. Hal ini tercermin dari realisasi investasi pada triwulan pertama yang hanya mencapai Rp 4,6 triliun. Padahal, Kaltim sudah meatok tahun ini bisa meraup Rp21,30 triliun. menurut Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur (Kaltim), Abdullah Sani, total realisasi kuartal pertama terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp3,71 triliun dan penanaman modal asing (PMA) US$64,93 juta atau Rp0,93 triliun.
Capaian tersebut mengalami penurunan sebesar 49,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 9,24 triliun. "Jika dibandingkan dengan target realisasi investasi tahun ini, maka baru mencapai 21,78 persen,” kata Abdullah Sani. Dia menambahkan, sebanyak 439 proyek terserap dari PMDN. Berdasarkan sebaran lokasinya, Berau mendapat kucuran investasi paling besar, yaitu Rp1,88 triliun atau 50,67 persen dari keseluruhan PMDN.
Investasi terbesar kedua sebesar Rp0,72 triliun atau 19,40 persen berada di Kutai Barat. Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi kontributor terbesar ketiga yaitu mencapai Rp360,35 miliar atau 9,70 persen. Dilihat berdasarkan sektor usaha, yang paling besar mendapat modal adalah tanaman pangan dan perkebunan yang mencapai Rp2,17 Triliun atau berkontribusi 58,49 persen dari seluruh bisnis.
Pertambangan berada di urutan kedua sebesar Rp957,11 miliar atau 25,82 persen. Sedangkan industri makanan terbesar ketiga mencapai Rp379,01 miliar atau 10,23 persen. Sementara realisasi PMA menyerap 106 proyek. Kucuran investasi terbesar ada di Kutai Timur dengan nilai US$26,91 juta atau Rp387,60 milliar (41,45 persen dari total realisasi PMA).
Kabupaten Kutai Kartanegara terbesar kedua yaitu mencapai US$16,10 juta atau Rp231,94 miliar (24,80 persen). Sedangkan Kabupaten Paser merupakan kontributor ketiga yaitu sebesar US$11,01 juta atau sebesar Rp158,65 Miliar (16,97 persen). Persentase kontribusi kabupaten/kota lainnya berkisar 7,52 persen hingga 0,14 persen.
Berdasarkan sektor usaha, pertambangan mendapatkan tambahan investasi terbesar yaitu US$38,73 juta (Rp557,74 Miliar) atau sebesar 59,65 persen dari keseluruhan realisasi PMA.
Kontribusi yang cukup besar lainnya adalah industri mineral non logam yaitu sebesar US$15,43 Juta (Rp 222,30 Miliar) atau 23,77 persen. Selanjutnya adalah tanaman pangan dan perkebunan sebesar US$ 5,03 Juta (Rp. 72,46 Miliar) atau 7,75 persen.
“Secara keseluruhan terdapat sekitar 9 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA pada Triwulan I tahun 2020,” jelas Sani.