
Jaga Pangan dan Harga, Pemerintah Dorong Food Station
- Pasokan Pangan Balikpapan Dipasok dari Luar Daerah
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Pemantauan lapangan terkait stabilisasi harga bahan pangan strategis di Kota Balikpapan kembali melihat persoalan mendasar. Yakni tingginya ketergantungan kota ini pada pasokan pangan dari luar daerah. Sebanyak 85 persen kebutuhan pangan Balikpapan dipenuhi dari wilayah pemasok.
Asisten Deputi Stabilisasi Harga Pangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Mohamad Siradj Parwito, mengungkapkan kondisi tersebut usai meninjau harga dan ketersediaan sejumlah komoditas di Pasar Kelandasan, pada Rabu (3/12/2025).
Siradj menilai ketersediaan komoditas pangan utama masih relatif terjaga. Beras, cabai, bawang merah, gula, telur, dan daging ayam tersedia di pasar. Namun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, terutama cabai dan bawang merah. Sementara harga daging ayam tercatat tinggi, tetapi masih dalam batas wajar.
“Komoditas tersedia, tapi ada beberapa yang mengalami kenaikan seperti cabai dan bawang merah. Telur normal, daging ayam agak tinggi namun wajar,” ungkap Siradj.
BACA JUGA:
Menurut Siradj, struktur pasar Balikpapan berbeda dengan kota besar lain yang memiliki pasar induk. Tanpa pasar induk, distribusi pangan tersebar di tiap kecamatan sehingga koordinasi suplai lebih menantang. Kondisi ini membuat pengendalian harga cenderung lebih kompleks.
Dalam kunjungan tersebut, pemerintah pusat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan juga membahas pembangunan Food Station sebagai pusat logistik pangan. Fasilitas yang berada di bawah ID Food tersebut dirancang untuk memperkuat buffer stok dan menjadi pusat suplai pangan strategis, termasuk beras SPHP dan kebutuhan ritel modern.
“Food Station berfungsi sebagai pusat suplai beras dan pangan strategis, bukan hanya untuk SPHP subsidi. Ini bisa memperkuat buffer stok,” kata Siradj.
Pemkot turut mengusulkan perluasan Kawasan Ekstensifikasi Terpadu (KET) di luar tiga zona yang sudah ada, serta dorongan pembukaan lahan sawah baru sebagai langkah jangka panjang mengurangi ketergantungan pasokan luar daerah.

Dalam kesempatan itu, Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menjelaskan bahwa struktur pangan kota ini memang rentan. Ketergantungan 85 persen pasokan dari luar membuat Balikpapan sangat bergantung pada kelancaran distribusi.
“Beliau cukup kaget karena 85 persen pangan kita disuplai dari luar. Kami konsen terhadap ketahanan pangan dan ingin mengurangi ketergantungan ini,” ucap Bagus.
Ia menjelaskan, Balikpapan memiliki potensi lahan sawah 96 hektare, namun baru 27 hektare yang aktif dikelola di kawasan Bukit Binjai, Balikpapan Timur. Saat ini, pemerintah masih berada pada tahap perawatan dan rehabilitasi saluran irigasi, belum masuk pembukaan lahan baru.
“Sawah kita baru 27 hektare berjalan, sisanya masih dalam rawai. Kita ingin cetak sawah baru, bukan hanya rehab, untuk mengurangi ketergantungan,” kata Bagus.
Menghadapi peningkatan konsumsi akhir tahun, Bagus memastikan harga dan stok masih terkendali melalui Satgas Pengendalian Inflasi Daerah.
“Harga-harga masih terkendali dan masyarakat tidak perlu khawatir. Stok aman,” ujarnya. ***
