Jajanan Amplang Jadi Menu Camilan Kamar Hotel Balikpapan
UMKM

Jajanan Amplang Jadi Menu Camilan Kamar Hotel di Kaltim

  • JAKARTA - Kalimantan Timur memiliki banyak produk olahan makanan ringan yang sangat potensial untuk dipasarkan. Tapi sayangnya, pro
UMKM
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

JAKARTA, IBUKOTAKINI.COM -  Kalimantan Timur memiliki banyak produk olahan makanan ringan yang sangat potensial untuk dipasarkan. Tapi sayangnya, produk olahan UMKM itu tak banyak menemukan pasarnya dengan baik.

Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik melihat peluang besar memajukan para pelaku UMKM di Benua Etam. Salah satunya melalui pemasaran produk olahan UMKM bekerja sama dengan pelaku usaha perhotelan/penginapan.

Langkah pertama Akmal Malik akan mengundang para bupati dan wali kota untuk membicarakan hal tersebut. Pasalnya, kewenangan urusan perhotelan ada di tangan para bupati dan wali kota.

"Kita harapkan semua hotel mau menampung produk-produk UMKM di kamar-kamar hotel mereka,"  kata Akmal Malik dikutip dari akun resmi Adpim Provinsi Kaltim pada Sabtu 10 Februari 2024.

Strategi ini akan sangat membantu UMKM untuk dapat terus berkembang dan bersemangat. Sebab strategi ini akan menjadi pasar yang sangat potensial bagi UMKM.

Regulasi yang mungkin dilakukan untuk mengatur strategi ini dengan peraturan daerah (perda)  atau peraturan bupati dan wali kota.

"Kalau saya bilang, mumpung diberi kewenangan oleh rakyat, para bupati dan wali kota gunakanlah wewenang yang dititipkan rakyat itu dengan baik.  Bantulah UMKM agar menjadi kuat di rumahnya sendiri,"  pinta Akmal.

BACA JUGA:

Akmal lantas memberi ilustrasi, jika di Kaltim ada 10.000 kamar hotel/penginapan/guest house dan homestay, maka akan sangat banyak hasil produk UMKM yang bisa dijual.

Caranya, produk UMKM itu sudah dimasukkan dalam paket harga kamar hotel. Misal satu produk olahan UMKM, seperti amplang, frutiboks dan kalbana dijual dengan harga Rp20 ribu. Lalu siapkan 2-3 kemasan setiap kamar.

"Jadi, dimakan atau tidak dimakan, itu sudah termasuk dalam paket harga hotel,"  kata Akmal.

Dia juga menceritakan saat ia berkunjung ke Kutai Timur belum lama ini. Di lobi hotel sudah dipajang sejumlah produk olahan UMKM.  Tapi di kamar, tidak ia temukan.

"Setelah di kamar,  saya mau coba, tapi barangnya tidak ada. Harus turun dulu baru ada. Nah ini peluang sebenarnya," sebut Akmal.

Menurut dia, beberapa produk olahan berkualitas Kaltim bahkan sukses menembus pasar ekspor di beberapa negara Asia dan Eropa. Tapi sayangnya, produk berkualitas itu justru tidak dipasarkan secara intensif di pasar domestik.

"Seharusnya dijual juga di kota-kota di Kaltim. Di Jakarta juga harus kita pasarkan," saran Akmal lagi.

Dia yakin, strategi ini akan mendorong para pelaku UMKM bersemangat dan secara langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.(*)