Jusuf Kalla
Bisnis

JK Tanggapi Luhut: Alaahh, Semua Orang Tahu

  • IBUKOTAKINI.COM – JK mempersoalkan pemerintah yang mengizinkan masuknya buruh TKA, bukan tenaga ahli seperti yang selama ini disampaikan. Menurutnya, keberadaan buruh asing hanya akan menambah jumlah pengangguran.
Bisnis
Redaksi

Redaksi

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM – Persoalan tenaga kerja asing (TKA) asal China di Morowali, Sulawesi Tengah kembali mendapat sorotan Wakil Presiden ke 10 dan 12, Jusuf Kalla. Hal ini bermula dari pertanyaan presenter Andi F Noya dalam program Double Check, Metro TV. 

JK mempersoalkan pemerintah yang mengizinkan masuknya buruh TKA, bukan tenaga ahli seperti yang selama ini disampaikan. Menurutnya, keberadaan buruh asing hanya akan menambah jumlah pengangguran.

"Itu prinsip nasional. Kalau ada investor asing, apa yang kita harap? Pajak, tenaga kerja, kemudian transfer teknologi," kata JK dalam wawancara bersama Andy F Noya dikutip dari Balikpapan, Selasa (13/6/2023).

"Kalau yang kerja itu sampai tenaga asing, buat apa difasilitasi? Banyak pengangguran (di Indonesia) tapi didatangkan buruh, bukan tenaga ahli. Buruh," tegasnya.

JK merasa prihatin karena perusahaan asing yang berinvestasi di Indonesia juga membawa ribuan pekerja. Terlebih, tenaga kerja yang datang bukan tenaga ahli.

BACA JUGA:

"Banyak didatangkan buruh, bukan tenaga ahli, buruh. Saya tahu (mereka buruh) karena ada puluhan ribu di Morowali itu," ujar JK.

“Darimana Anda tahu itu buruh, bukan tenaga ahli?” tanya Andi Noya. 

“Saya tahu, Morowali itu daerah saya,” jawab JK. 

Mestinya, kata dia, dalam suatu proyek perusahaan asing hanya perlu mendatangkan paling banyak 10 tenaga kerja ahli. Namun, jika jumlah pekerja asingnya mencapai ribuan, JK meyakini mereka sebagai pekerja buruh. "Buat apa satu proyek didatangkan seribu sepuluhan ribu tenaga ahli?" katanya.

“Hati-hati, Anda ngomong seperti ini selalu dibantah terutama oleh Menko Marinves…,” kata Andi Noya, lalu dipotong oleh JK. “Alaaa..hh semua orang tahu,” sergahnya. 

BACA JUGA:

Andi kemudian melengkapi pertanyaannya mengenai jumlah tenaga asing yang dipersoalkan seakan-akan begitu banyaknya. 

“(Memang) begitu banyaknya. Kita boleh dijadikan saksi. Inikan daerah saya semua itu,” jawab JK. 

Pengusaha senior ini meyakini ribuan pekerja asing di Morowali  bukan tenaga ahli, karena dalam satu proyek biasanya palign banyak hanya ada 10 orang. 

“Buat apa satu proyek didatangkan seribu, dua puluhan ribu tenaga?” imbuhnya. Ia kemudian membandingkan dengan proyek perusahaan pembangkit listrik tenaga air yang digarap perusahaannya. 

“Cuma tiga orang (tenaga asing). Mereka tidak kerja, (melainkan) hanya mengawasi apa yang kita beli. Tidak ada tukang las, tidak ada tukang pasang-pasang, semua orang Indonesia,” ungkapnya. ***