Kalimantan Timur Dukung Penuh Aksi Iklim
- Kalimantan Timur telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni, menegaskan komitmen penuh daerahnya dalam mendukung aksi iklim yang dikampanyekan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama kementerian dan lembaga terkait.
Pernyataan ini disampaikan seusai pertemuan Forum Sekretaris Kementerian/Lembaga (Forses K/L) di Auditorium Gedung F Kantor BMKG RI, Jumat (2/8/2024).
Sri Wahyuni, yang juga Ketua Umum Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi), mengungkapkan bahwa Kalimantan Timur telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) terkait adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
"Kami juga sudah melakukan kegiatan penanaman mangrove, termasuk kegiatan Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) yang di dalamnya terdapat kegiatan penguatan aktivitas di hutan. Kami memperkuat kelompok tani hutan masyarakat, sehingga mereka tidak melakukan pembalakan hutan tetapi dapat memanfaatkan hasil hutan dengan pelestarian," jelasnya.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan, menyerukan kepada jajaran Forses K/L untuk turut mengkampanyekan aksi iklim di kementerian/lembaga, termasuk pemerintah daerah.
Menurut Dwikorita, perubahan iklim nyata adanya dan suhu bumi yang semakin panas bukanlah hoaks.
"Perubahan iklim itu bukan omong kosong, bukan hoaks, karena suhu bumi itu memang makin panas," tegasnya.
BMKG, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), dan kementerian/lembaga terkait lainnya, terus berupaya melakukan kampanye aksi iklim.
Forses K/L merupakan forum silaturahmi rutin yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi antara sekretaris kemenko, sekjen, sestama, dan sekretaris lembaga dengan membahas isu-isu strategis.
Dalam kesempatan ini, Dwikorita menekankan pentingnya mengurangi penggunaan gas rumah kaca yang didominasi oleh energi fosil untuk mencegah laju kenaikan suhu bumi.
"Kenaikan muka laut, global hotspot, dan krisis pangan global di era Indonesia Emas bisa terjadi jika kita tidak bertindak. Ini bukan kabar hoaks, tapi berdasarkan data dari ahli dan pakar dunia. Kenaikan suhu di dunia mempengaruhi iklim di dunia, termasuk di Indonesia," jelas Dwikorita.
Dengan adanya komitmen dari Kalimantan Timur dan daerah lainnya, diharapkan kampanye aksi iklim dapat lebih masif dan efektif, guna menjaga bumi tetap lestari dan mampu menghadapi tantangan perubahan iklim.***