logo
Mentan Amran
Kabar Ibu Kota

Kaltim Bergantung Beras dari Luar, Mentan Targetkan Mandiri di 2026

  • Kebutuhan beras Kaltim sekitar 450 ribu ton per tahun, tapi produksinya baru 200 ribu ton.
Kabar Ibu Kota
Muhammad S.J

Muhammad S.J

Author

IBUKOTAKINI.COM - Di tengah geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur justru masih belum bisa memenuhi kebutuhan berasnya sendiri. Saat ini, provinsi yang digadang-gadang jadi masa depan Indonesia itu masih bergantung pada pasokan beras dari daerah lain.

“Kebutuhan beras Kaltim sekitar 450 ribu ton per tahun, tapi produksinya baru 200 ribu ton. Artinya masih defisit 250 ribu ton, ini cukup besar,” kata Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, saat jumpa pers di Kodam VI/Mulawarman, Kamis 8 Mei 2025.

Defisit beras ini menurut Amran menjadi pekerjaan rumah besar, apalagi Kaltim bakal menjadi pusat pemerintahan baru. Maka dari itu, ia menargetkan Kaltim bisa mandiri pangan paling lambat tahun 2026.

“Insya Allah tahun depan kita upayakan Kalimantan Timur tidak perlu beli beras dari luar lagi,” tegasnya.

Untuk mempercepat swasembada pangan, Kementerian Pertanian telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 500 miliar. Dana itu digunakan untuk mempercepat pembukaan sawah baru, memenuhi kebutuhan pupuk, dan memperbaiki irigasi.

“Kita percepat cetak sawah, pupuk harus cukup, dan irigasi harus dibenahi. Ini strategi utama,” jelas Amran.

BACA JUGA:

3.745 ASN Kaltim Resmi Dilantik - ibukotakini.com

Ia menilai potensi Kaltim yang dinilai sangat besar, terutama dari sisi ketersediaan lahan. Banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung produksi pangan lokal.

“Lahan tidak produktif akan kita maksimalkan. Kita cetak sawah baru, pakai teknologi, dan bantu petani dengan bibit unggul,” ucapnya.

Amran menyebut, pertanian bukan cuma soal pangan, tapi juga jadi penyerap tenaga kerja. Karena itu, selain menyelesaikan defisit beras, sektor ini juga bisa jadi tumpuan ekonomi warga lokal.

Sementara itu, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud mengakui kondisi tersebut. Ia menyebut bahwa swasembada pangan memang belum tercapai karena terbatasnya skill, bibit, pupuk, dan teknologi pertanian yang mumpuni.

“Selama ini memang kita masih sangat tergantung dari luar. Tapi dengan dorongan dari pemerintah pusat, kami optimistis bisa berubah,” kata Rudy.

Ia mengatakan Kaltim memiliki lahan luas di luar tambang dan sawit yang siap disiapkan untuk pertanian. Bahkan beberapa kawasan di sekitar IKN disebut potensial untuk jadi sentra produksi pangan baru.

“Dengan pembangunan IKN, kita harus siap secara pangan juga. Jangan sampai ibu kota baru tapi berasnya tetap kiriman dari luar,” ujar Rudy. ***