<p>Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) seksi II, III, dan IV. Acara peresmian dipusatkan di gerbang tol Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur / Setkab.go.id</p>
Bisnis

Kaltim Perlu Ambil Momentum Manfaatkan Industri Pengolahan

  • Realisasi investasi di Kalimantan Timur berkontribusi sebesar 12,1% dari total realisasi investasi nasional periode 2015 hingga Juni 2020.

Bisnis
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

BALIKPAPAN – Bisnis Indonesia Perwakilan Balikpapan, Kalimantan Timur, menggelar webinar berkolaborasi dengan Pupuk Kaltim, Bank Indonesia Kaltim dan Pemerintah Provinsi Kaltim dengan mengambil tema ‘Industri Pengolahan Masa Depan Ekonomi Kaltim‘.

Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan mengatakan bahwa realisasi investasi di Kalimantan Timur berkontribusi sebesar 12,1% dari total realisasi investasi nasional periode 2015 hingga Juni 2020.

Realisasi investasi tersebut sebagian besar berada di Kota Balikpapan, yakni Rp33,39 triliun dan Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp33,07 triliun.

“Sementara kalau dilihat dari pertumbuhan ekonominya, Kaltim masih mengandalkan pertambangan dan penggalian. Industri pengolahan ada di posisi kedua dengan persentase 18,28 persen,” ujarnya, dalam webinar tersebut yang diselenggarakan pada hari Selasa 13 Oktober 2020.

Nurul mengungkapkan ada beberapa sektor yang potensial sebagai lokasi investasi di Kalimantan Timur, yakni sektor agroindustri, pariwisata, migas dan batu bara serta infrastruktur dan energi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalimantan Timur Aswin menyatakan bahwa Kaltim telah mempersiapkan perubahan ekonomi menuju pembangunan yang lebih seimbang.

Yakni antara pemanfataan potensi sumber daya alam untuk pertumbuhan ekonomi dengan jaminan keberlanjutan untuk generasi mendatang.

“Karena itu, strategi dari arah kebijakan sektor industri Kaltim adalah peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditas unggulan daerah,” tuturnya.

Potensi Industri Pengolahan Kaltim

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur Tutuk SH Cahyono mengatakan, pengembangan industri hilir menjadi fokus utama dalam rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Kaltim 2021.

Menurutnya, ini sejalan dengan rencana kerja pemerintah (RKP) 2021 yang bertujuan untuk meningkatkan industri dan pariwisata.

“Percepatan transformasi ekonomi menjadi isu strategis utama mengingat Kaltim sebagai Ibu Kota Negara Baru akan dirancang untuk tidak bergerak di sektor esktraktif,” ucapnya.

Tutuk menambahkan, Kaltim memiliki kawasan yang diharapkan mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi, yakni kawasan untuk hilirasasi sumber daya alam dan kawasan untuk pariwisata berkualitas.

“Mulai dari batu bara, CPO, petrokimia, serta KEP Derawan, dan Tenggarong International Folk Festival,” katanya.

Ia bilang, kawasan industri petrokimia di Bontang bisa menjadi cerita sukses. Pasalnya, sudah berdaya saing dan dapat terus dikembangkan untuk menampung industri petrokimia terkait yang dibutuhkan domestik dalam rangka substitusi impor.

Oleh sebab itu, lanjut Tutuk, kawasan Kaltim perlu mengambil momentum pengembangan industri pengolahan mengingat potensinya yang sangat terbuka.

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menyebut ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari hilirisasi industri.

Ia memberikan contoh, apabila gas alam dijual langsung dalam bentuk LNG sebanyak 100 MMSCFD atau 33.000 MMSCFY, akan mendapatkan pendapatan senilai US$164 juta.

“Sementara kalau dijual dalam bentuk amoniak, pendapatannya bisa mencapai US$346 juta, atau dua kali lipat lebih,” tuturnya.

Rahmad menuturkan, pihaknya telah menjalankan pengolahan produk di dalam kawasan industrinya.

Selain menjalankan hilirisasi industri, Pupuk Kaltim juga tetap mendukung program ketahanan pangan.

Baginya, hal itu merupakan tugas utama dari negara. Pupuk Kaltim harus mendistribusikan pupuk kepada para petani di seluruh wilayah kerjanya. (SKO)