Pj Sekda Kota Balikpapan Muhaimin bersama Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Andi Sri Juliarty didampingi Kapolres dan Dandim Balikpapan
Kabar Ibu Kota

Kasus Masih Tinggi, Diperkirakan Masih PPKM Level 3

  • IBUKOTAKINI.COM – Setiap pekannya Pemerintah Kota Balikpapan melaporkan perkembangan kasus Covid-19 kepada Pemerintah Pusat untuk dievaluasi. Laporan dilakukan
Kabar Ibu Kota
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Setiap pekannya Pemerintah Kota Balikpapan melaporkan perkembangan kasus Covid-19 kepada Pemerintah Pusat untuk dievaluasi. Laporan dilakukan secara virtual pada Rapat Evaluasi Perkembangan Kasus Covid-19 dan Evaluasi PPKM di luar Jawa-Bali, yang dilaksanakan Sabtu, 26 Februari 2022. 

Rapat evaluasi dipimpin oleh Ketua Satgas PPKM luar Jawa-Bali, Airlangga Hartarto. Dalam pertemuan itu,  Pj Sekda Balikpapan, Muhaimin yang mewakili Wali Kota Balikpapan, H Rahmad Mas’ud SE, ME, mengatakan kegiatan tersebut merupakan rapat rutin dalam rangkaian monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan PPKM. 

“Di mana hari ini akan dilanjutkan pembahasan hasil dari monev hari ini dalam rapat staf presiden. Kemudian akan ditetapkan Inmendagri berikutnya tanggal 1-15 Maret 2022” kata Muhaimin.

Menurut Muhaimin, hasil monev menjadi dasar penetapan level PPKM berikutnya. “Kita tunggu apakah Balikpapan masuk level 3 atau naik level 4. Atau turun di level2,” imbuhnya. 

Indikator yang dinilai kenaikan jumlah kasus yang terkonfirmasi positif, kemudian jumlah yang dirawat di rumah sakit, keterisian BOR, keterisian isoter, serta langkah-langkah apa yang dilakukan pemerintah dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19.

“Kalau dari melihat rumus yang biasa digunakan, ia memperkirakan Balikpapan masih di level 3,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengakui memang ada penilaian dari pusat itu mobilitas penggunaan masker. 

“Yang kita tidak tahu cara menilainya. Kalau indikator kesehatan insyaalah kita di level 3. Cuma selain indikator kesehatan ada indikator lainnya yang ditambahkan oleh mendagri biasanya mobilitasi orang dan pemakaian masker, dan pencapaian masker,” sambung perempuan yang akrab disapa Deo. 

Adapun angka terkonfirmasi positif covid-19 di Balikpapan. Untuk angka tertinggi terjadi pada 23 Februari sebanyak 980 kasus. Namun dua hari kemudian jumlah terkonfirmasi positif terus menurun. 

“Tanggal 24 dan 25 Februari turun. Tanggal 26 Februari 713 kasus baru terkonfirmasi positif. Kalau yang meninggal ada tambahan baru 2,” ujar dokter Deo. 

Tetapi Balikpapan perlu mewaspadai kelompok lansia, masyarakat belum divaksin lengkap, serta mereka yang memiliki komorbid. “Memang ada juga yang sebelumnya pernah covid kemudian kena covid lagi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan itu. 

Untuk kelompok lansia, pemerintah menyarankan tidak melakukan isoman seperti usia produktif. Karena lansia memiliki faktor pemberat atau komorbid. 

“Jadi sebaiknya, lansia yang positif tetap ke rumah sakit. Nanti rumah sakit yang menentukan apakah boleh kembali ke rumah untuk isoman atau ke isoter atau dirawat,” katanya. 

“Jangan langsung memutuskan, oh saya hanya demam dan batuk, bisa isoman di rumah,” imbuh Deo. Pemerintah menemukan lansia yang meninggal di IGD. Karena terlambat dibawa ke RS.