Ilustrasi
Kabar Ibu Kota

Kawasan Bentang Alam Karst Sangkulirang Mangkalihat Berpotensi Jadi Geopark

  • Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) yang berada di Kawasan Sangkulirang Timur dan Mangkalihat berpotensi menjadi geopark karena memiliki geodiversity, biodiversity, dan culturediversity.

Kabar Ibu Kota
Admin

Admin

Author

IBUKOTAKINI.COM—Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) yang berada di Kawasan Sangkulirang Timur dan Mangkalihat berpotensi menjadi geopark karena memiliki geodiversity, biodiversity, dan culturediversity.

Pakar Geologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Eko Haryono mengatakan bahwa ada tiga modal dasar KBAK Sangkulirang Mangkalihat menjadi geopark. Dari sisi geodiversity, KBAK Sangkulirang Mangkalihat merupakan mikrokontinen pecahan kuswana, sejarah pemekaran Selat Makassar dan pembentukkan batu gamping menjadi gua yang dihuni manusia.

“Keanekaan hayati maupun nirhayati Kawasan karst merupakan unsur penting penyusun keanekaan bumi atau geodiversity,” katanya yang juga terlibat dalam Pusat Studi Karst Fakultas Geologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Eko Haryono pada Forum Group Discussion dan Ekspose KBAK Sangkulirang Mangkalihat Menuju Pengembangan Taman Bumi (Geopark) di Samarinda, Selasa (12/2/2020).

Selain itu, ada gambar lukisan tangan dalam gua sebagai lukisan tangan tertua di dunia dengan perkiraan usia sekitar 35 ribu hingga 45 ribu tahun lalu. “Itu menandakan kawasan KBAK dihuni orang sejak puluhan ribu tahun lalu hingga saat ini. Dan mereka hidup memanfaatkan potensi sekitar karst,” jelasnya.

Kawasan KBAK juga menjadi transit orang utan dan tempat hidup vegetasi sekitar 98 jenis yang dilindungi dan beberapa di antaranya masuk replace International Union for Conservation of Nature (IUCN) sejak 1997 mengukuhkan Karst sebagai kawasan yang lingkungannya harus dilestarikan.

KBAK Sangkulirang Mangkalihat seluas 362.706,11 hektare masuk dua wilayah administratif yaitu  Kabupaten Kutai Timur 171.925,57 Ha dan Kabupaten Berau 190.780,54 Ha. “Tiga aspek utama kawasan Karst yakni bernilai ilmiah, ekonomi dan kemanusiaan, merupakan sendi-sendi strategis begitu penting. Saat ini, Karst turut memainkan peran penting dalam siklus karbon dunia,” ujarnya.