
Kawasan Lindung IKN Diresmikan di Samboja Lestari
- Kawasan ini merupakan bagian dari Wilayah Perencanaan 7 Simpang Samboja dan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi IKN sebagai kota hutan.
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Cikal bakal Forest City Ibu Kota Nusantara (IKN), Kawasan Lindung IKN diresmikan di Samboja Lestari, Desa Margomulyo, Kecamatan Samboja Barat.
Kawasan ini merupakan bagian dari Wilayah Perencanaan 7 Simpang Samboja dan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan visi IKN sebagai kota hutan.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan dalam penanaman pohon yang dilakukan saat ini adalah simbol komitmen untuk melanjutkan program reforestasi di kawasan seluas 1.800 hektare tersebut.
Kawasan yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) ini telah berhasil direhabilitasi, mengubah lahan yang sebelumnya dipenuhi alang-alang menjadi hutan sekunder yang kaya akan keanekaragaman hayati.
“Kami akan teruskan di bagian lain dari IKN bersama dengan BOSF melakukan reforestasi dan pelepasliaran,” kata Basuki Hadimuljono dalam keterangannya pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi dalam menjaga kelestarian alam di sekitar IKN. Samboja Lestari akan menjadi cikal bakal IKN dalam perjalanan menjadi sebuah forest city.
BACA JUGA:
“Mudah-mudahan dalam 20 tahun, IKN akan menjadi forest city, bukan tidak mungkin IKN akan menjadi forest city,” tambahnya.
Direktur BOSF, Aldrianto Priadjati, menjelaskan bahwa dalam tata ruang IKN, kawasan Samboja Lestari memiliki peran penting sebagai bagian dari rimba kota yang mendukung ekosistem IKN. Kawasan ini kini ditetapkan sebagai Kawasan Lindung IKN, yang diharapkan dapat mendukung keberlanjutan ekologis di ibu kota baru Indonesia.
“Areal Samboja Lestari yang dulunya alang-alang kini telah menjadi hutan yang subur dan kaya akan keanekaragaman hayati, rumah bagi 113 orangutan dan 76 beruang madu,” ungkap Aldrianto.
Ia menyatakan komitmennya untuk terus mendukung IKN dalam mewujudkan kota hutan yang tidak hanya berfungsi sebagai ekosistem yang sehat, tetapi juga sebagai habitat bagi satwa liar khas Kalimantan.
“Kami mendorong semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan kawasan IKN yang berkelanjutan dan pro-lingkungan, demi masa depan yang lebih hijau dan lestari,” tutup Aldrianto. ***