Kadisdik Balikpapan, Irfan Taufik
Balikpapan

Keberadaan SKB Jadi Solusi Akomodir Anak-anak Putus Sekolah

  • Keberadaan SKB ini memutus rantai anak-anak yang putus sekolah
Balikpapan
Ambarwati

Ambarwati

Author

IBUKOTAKINI.COM - Jumlah total siswa di lima Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kota Balikpapan saat ini mencapai 5.000 lebih. Jumlah ini terus bertumbuh. Dari tahun ke tahun. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, Irfan Taufik mengatakan, dulunya sebelumnya 2024 siswa kita di SKB hanya mencapai 2.000an. 

"Dulunya di tahun 2023 ke belakang jumlah siswanya hanya 2.000-an. Sekarang mulai dua tahun terakhir naik hingga 5.000 siswa," beber Irfan, Kamis (2/10/2025). 

Irfan mengatakan, keberadaan SKB ini memutus rantai anak-anak yang putus sekolah. Dengan begitu tidak ada lagi anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah. 

Anak-anak yang sebelumnya tidak bersekolah ini diakomodir karena telah keluar dari sekolah formalnya. SKB ini adalah satuan pendidikan non formal yang bisa mengakomodir mereka. 

"Ada PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di dalam lapas. Itu artinya dimanapun anak-anak usia sekolah harus bersekolah," tegas Irfan. 

Keberadaan Paket A, Paket B dan Paket C yang menggantikan sekolah formal SD, SMP dan SMA. Paket A dan Paket B ini, lanjutnya, keberadaannya sudah cukup lama. Namun menerima siswa SD dan SMP di tiga tahun terakhir ini. 

BACA JUGA:

Wali Kota Pastikan Fasilitas Merata di Semua Lembaga Pendidikan - ibukotakini.com

"Karena memang sekolah masih belum mencukupi. Jadi ada juga anak-anak yang mendapatkan pendidikan di sana," sebutnya.

Kendati lulusan SKB, ia meyakinkan bahwa pendidikan yang diterima akan sama baiknya. Karena menurutnya, ada juga pejabat di Kalimantan Timur yang merupakan lulusan SKB. 

"Wakil bupati di Kaltim ada yang lulusan SKB. Saya yang menandatangani SK-nya," ujarnya. 

Di SKB ini pun juga ada pengajar yang mumpuni. Sebelumnya SKB di Kota Balikpapan memang Sudah lama tidak merekrut guru. Maka saat ini pihaknya terus melengkapi tenaga guru untuk mengajar di SKB. 

"Termasuk untuk kontrak kerja individu adalah guru-guru atau tutor yang akan mengajak SKB," imbuhnya.

Ia menambahkan, guru formal dan informal menurutnya memang ada perbedaan. Diantaranya adalah kurikulum yang diterapkan juga berbeda. Karena ini khusus untuk anak-anak sebelumnya putus sekolah. 

"Putus sekolah ini biasanya penyebabnya bermacam-macam. Mulai dari masalah ekonomi, kesempatan yang tidak ada dna lainnya. Maka SKB lebih fleksibel. Namun ijazah diakui untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya," terangnya.

Untuk informasi, Pemerintah Kota Balikpapan telah memberikan bantuan laptop untuk sekolah-sekolah pada seluruh jenjang yang jadi kewenangan Disdikbud Kota Balikpapan. 

Jenjang-jenjang ini meliputi TK, Paket A, Paket B, Paket C, SD dan SMP. Batuan laptop yang diberikan untuk masing-masing sekolah adalah dua hingga tiga unit. Selain itu ada juga bantuan berupa papan interaktif. 

"Kita membeli keseluruhan secara global, lalu kami bagikan dua sampai tiga per sekolah," pungkasnya. ***