Keluhkan Keterbatasan Solar, Menteri ESDM Janjikan Solusi Nelayan Balikpapan
- Keterbatasan ini berdampak langsung pada penghasilan para nelayan yang hanya mengandalkan hasil tangkapan dari laut.
Kabar Ibu Kota
BALIKPAPAN – Keterbatasan kuota solar menjadi keluhan utama nelayan di Balikpapan, khususnya mereka yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Bersama Manggar Baru. Dalam kunjungan kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia ke Manggar Baru pada Sabtu (14/12), perwakilan nelayan menyampaikan langsung kendala yang mereka hadapi akibat keterbatasan bahan bakar ini.
Sekretaris KUB Nelayan Bersama, Arwin, mengungkapkan bahwa keterbatasan kuota solar membuat aktivitas melaut menjadi sangat terbatas.
"Untuk melaut 12 hari, kami butuh 600 liter solar, sedangkan kuota kami hanya 750 liter per bulan. Jadi, sebulan paling cuma bisa melaut sekali," kata Arwin.
Arwin menambahkan, idealnya satu kapal membutuhkan 1,2 ton solar per bulan agar nelayan dapat melaut lebih dari sekali. Keterbatasan ini berdampak langsung pada penghasilan para nelayan yang hanya mengandalkan hasil tangkapan dari laut.
“Kami terpaksa membeli tambahan solar dari teman yang sudah lebih dulu melaut, meskipun itu pun masih dengan harga subsidi. Namun, itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan,” jelasnya.
BACA JUGA:
Sebagai pengelola sekitar 24-25 kapal nelayan di kelompoknya, Arwin berharap pemerintah dapat menambah kuota solar agar para nelayan dapat meningkatkan frekuensi melaut dan penghasilan mereka.
Menanggapi keluhan nelayan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan komitmennya untuk menambah kuota solar sesuai dengan peningkatan jumlah kapal nelayan di Manggar Baru.
"Awalnya SPBU ini meng-cover 130 kapal, tetapi karena ada penambahan kapal, kita akan menyesuaikan kuotanya ke depan," ujar Bahlil.
Ia berjanji untuk mempercepat proses birokrasi pengajuan pendirian SPBU khusus nelayan, yang selama ini dinilai terlalu panjang dan memakan waktu lama.
“Prosesnya terlalu panjang, dari daerah sampai ke kementerian di Jakarta. Ini akan saya pangkas agar lebih cepat,” tegasnya.
Sebagai putra dari keluarga nelayan, Bahlil mengaku memahami kesulitan yang dihadapi para nelayan. “Saya paham betul bagaimana perjuangan mereka, karena dulu keluarga saya juga pernah mengalami hal yang sama,” ungkapnya.
Selain menjanjikan solusi untuk jangka panjang, Bahlil memastikan bahwa stok BBM untuk kebutuhan nelayan menjelang Natal dan Tahun Baru tetap mencukupi.
“Kuota solar untuk nelayan akan kita sesuaikan agar lebih memenuhi kebutuhan mereka. Jadi, tidak ada kekhawatiran soal ketersediaan BBM dalam waktu dekat,” tutup Bahlil. ***