Kenaikan Harga Komoditas Makanan, Dorong Inflasi Maret 2021
- IBUKOTAKINI.COM - Pada bulan Maret 2021, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Februari 2021 sebesar 0,28% (mtm
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Pada bulan Maret 2021, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,16% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Februari 2021 sebesar 0,28% (mtm). Secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 0,57% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (1,37%-yoy) maupun Kalimantan Timur (0,74%-yoy). Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut masih di bawah target inflasi tahun 2021 sebesar 3,0%±1.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Sri Darmadi Sudibyo mengungkapkan inflasi pada bulan laporan disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 0,26% (mtm) yang berasal dari sub kelompok makanan.
“Dipicu kenaikan harga ikan layang dan daging ayam ras sebagai dampak menurunnya pasokan di tengah permintaan yang mulai menguat,” katanya pada Sabtu (3/4/2021).
Selain itu, kenaikan inflasi di sub kelompok makanan juga disumbangkan oleh berlanjutnya kenaikan harga cabai rawit sebagai dampak dari tingginya curah hujan sehingga produksi dan distribusi dari daerah sentra terhambat.
“Inflasi juga dialami oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil sebesar 0,01% (mtm). Kenaikan pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya harga kopi siap saji,” ujarnya.
Ia mengatakan inflasi di bulan berjalan tertahan oleh koreksi harga pada komoditas di kelompok pakaian dan alas kaki yang memberikan sumbangan -0,07% (mtm). Deflasi di kelompok ini berasal dari penurunan harga pada sub kelompok pakaian diantaranya kemeja panjang katun pria, baju kaos berkerah pria, baju anak setelan dan lain lain.
Deflasi juga dialami oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (andil -0,02%/mtm) yang didorong oleh berlanjutnya penurunan harga emas perhiasan seiring dengan trend menurunnya harga emas di pasar global.
Ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya adalah: i) naiknya permintaan menjelang bulan Ramadhan khususnya komoditas pangan seperti daging ayam ras dan masih terbatasnya pasokan dari daerah sentra untuk komoditas bumbu bumbuan serta; ii) menurunnya pasokan ikan ikanan di tengah cuaca yang kurang kondusif dan terbatasnya aktivitas nelayan di bulan puasa.
“Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi terutama menjelang Ramadhan 1442 H di bulan April ini, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil,” pungkasnya.