Kenaikan Tarif Angkutan Udara Dorong Inflasi Balikpapan April 2022
Kabar Ibu Kota

Kenaikan Tarif Angkutan Udara Dorong Inflasi Balikpapan April 2022

  • IBUKOTAKINI.COM – Kenaikan tarif angkutan udara memberikan andil inflasi sebesar 0,22% (mtm) di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat pada periode arus mudik
Kabar Ibu Kota
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM – Kenaikan tarif angkutan udara memberikan andil inflasi sebesar 0,22% (mtm) di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat pada periode arus mudik lebaran setelah adanya larangan mudik dalam 2 tahun terakhir.

Inflasi juga disumbangkan oleh naiknya harga bensin dipengaruhi oleh kenaikan harga BBM khususnya pertamax pada bulan April 2022. Sehingga pada bulan April 2022, Kota Balikpapan mengalami inflasi sebesar 1,33% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan Maret 2022 yaitu sebesar 1,09% (mtm). 

Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 4,59% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (3,47%-yoy) dan dibandingkan Kalimantan Timur (3,90%-yoy). Inflasi tahunan Kota Balikpapan tersebut berada di atas rentang target inflasi tahun 2022 sebesar 3,0%±1.

“Inflasi pada bulan laporan disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil 0,58% (mtm),” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan R. Bambang Setyo Pambudi pada Selasa 10 April 2022. 

Ia menyebut inflasi pada kelompok makanan tersebut didorong oleh berlanjutnya kenaikan harga minyak goreng seiring dengan adanya kebijakan pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan permintaan yang meningkat. Selain itu, inflasi juga didorong oleh naiknya harga udang basah di tengah jumlah pasokan yang menurun.

“Begitu pula dengan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga juga mengalami inflasi dengan andil 0,36% (mtm) yang didorong oleh kenaikan harga LPG,” tambahnya. 

Di sisi lain, beberapa komoditas makanan mengalami deflasi antara lain cabai rawit, bayam, cumi- cumi dan bawang merah di tengah pasokan yang masih memadai.

Bambang menjelaskan ada beberapa faktor yang masih memberikan tekanan inflasi ke depannya. Di antaranya kenaikan harga komoditas daging ayam ras dan daging sapi jelang IdulfItri yang jatuh pada awal bulan Mei dan berlanjutnya kenaikan tarif angkutan udara pada periode arus balik lebaran.

Sedangkan komoditas lain diperkirakan tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan di tengah permintaan yang menurun pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil. 

“Himbauan belanja bijak kepada masyarakat senantiasa disampaikan sebagai bagian dari komunikasi yang efektif,” pungkasnya.