logo
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di bawah Jembatan Mahakam.
Samarinda

Keselamatan Lalu Lintas Sungai Mahakam Mengkhawatirkan

  • Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud Usulkan Penataan Tambat Kapal
Samarinda
Hadi Zairin

Hadi Zairin

Author

IBUKOTAKINI.COM — Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi lalu lintas pelayaran di Sungai Mahakam, khususnya di wilayah Samarinda. 

Setiap hari, puluhan hingga ratusan kapal melintas dan tambat di sepanjang sungai, terutama di sekitar Jembatan Mahkota 2 dan Sungai Kapih, yang berpotensi mengganggu arus pelayaran dan membahayakan keselamatan.

"Kalau kita lewat di Jembatan Mahkota 2 atau Sungai Kapih, terlihat jelas kapal-kapal sangat mengganggu arus pelayaran. Jumlahnya tidak kira-kira. Setiap hari minimal puluhan, bisa sampai ratusan yang melintang di situ," ujar Gubernur Rudy Mas’ud saat menerima kunjungan Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Samarinda di Kantor Gubernur Kaltim.

Gubernur menekankan bahwa keselamatan harus menjadi prioritas utama di atas kepentingan ekonomi. Ia mengusulkan penataan ulang area labuh kapal-kapal yang melintas di Sungai Mahakam untuk menghindari insiden seperti tabrakan kapal dengan pilar jembatan. 

BACA JUGA:

Gubernur Ancam Cabut Izin Tambang Nakal, Prioritaskan Keselamatan Warga Kaltim - ibukotakini.com

Sebagai contoh, pilar Jembatan Mahakam I telah ditabrak sebanyak 23 kali dalam 40 tahun terakhir, dengan insiden terbaru terjadi pada 26 April 2025 lalu .

"Keselamatan itu penting, di atas segala-galanya," tegas Gubernur. dalam pernyataan resmi yang dipetik Sabtu, 31 Mei 2025.

Ia menyarankan pembangunan tempat tambat kapal yang layak agar kapal-kapal tidak lagi tambat di pohon atau lokasi yang tidak aman, yang bisa lepas dan menimbulkan insiden.

Selain itu, Gubernur Rudy Mas’ud juga mengusulkan agar pada malam hari, Sungai Mahakam dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata seperti wisata susur sungai, dengan mencontoh konsep Sungai Nil di Kairo, Mesir. Untuk itu, ia menyarankan agar tidak ada aktivitas pengangkutan batu bara dan tongkang pada malam hari demi keselamatan dan kenyamanan wisatawan .

BACA JUGA:

Migas dan Batubara Bukan Milik Kaltim - ibukotakini.com

"Kalau malam waktunya Sungai Mahakam jadi tempat rekreasi kapal. Tapi catatannya, jangan ada ponton atau tongkang yang melintas," ujarnya.

Gubernur juga menyoroti pentingnya pengaturan tata ruang yang lebih tertib dalam mengatur lokasi tambat kapal, baik yang bermuatan maupun tidak, untuk menghadirkan standar keselamatan yang berlaku di jembatan-jembatan yang melintasi Sungai Mahakam, seperti Jembatan Mahakam, Jembatan Mahkota 2, Jembatan Mahulu, Jembatan di Muara Muntai, dan Jembatan Kutai Kartanegara.

"Dengan pemerataan sistem keselamatan ini, risiko tertabraknya pilar jembatan bisa ditekan," tutup Gubernur Rudy Mas’ud.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berkomitmen untuk segera mencari solusi terbaik dalam menata lalu lintas pelayaran di Sungai Mahakam demi keselamatan dan pengembangan potensi pariwisata daerah. ***