Ketua Dewan Pers, Prof. Azyumardi Azra Tutup Usia
- IBUKOTAKINI.COM – Ketua Dewan Pers 2022-2025, Prof Azyumardi Azra tutup usia. Cendekiawan Muslim yang aktif menulis itu mengembuskan napas
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Ketua Dewan Pers 2022-2025, Prof Azyumardi Azra tutup usia. Cendekiawan Muslim yang aktif menulis itu mengembuskan napas terakhir pada hari Minggu 18 September 2022 pukul 12.30 waktu setempat di RS Serdang, Selangor, Malaysia.
Ia meninggalkan seorang istri, Ipah Farihah dan empat anak. Menurut catatan wartawan senior yang juga anggota kehormatan PWI, Ilham Bintang, Prof Azyumardi Azra sempat dua hari dirawat di RS akibat terpapar Covid-19.
“Virus itu baru diketahui bersarang di tubuhnya saat ditangani di RS Serdang, Malaysia, Jumat (16/9/2022) petang. Diawali di atas pesawat dalam penerbangan ke Malaysia, sore itu Prof Azyumardi mendadak terserang batuk keras, panjang, disertai sesak napas,” tulis Ilham dalam memoar yang dipublikasikan melalui kanal media sosialnya.
Dari Bandara Azyumardi langsung dilarikan ke RS yang berjarak 35 km dari Kuala Lumpur.
“Semalam sudah dalam penanganan intensif tim medis RS Serdang,” kata Datuk Zakaria A. Wahab, wartawan senior, mantan Pemred Kantor Berita Bernama Malaysia dan Penasihat/Pendiri ISWAMI (Ikatan Setiakawan Wartawan Malaysia-Indonesia).
Tidak lama setelah pecah kabar Prof Azyumardi terserang sakit di seluruh grup WhatsApp wartawan Indonesia dan Malaysia, kami meminta bantuan rekan wartawan di Malaysia untuk ikut memantau. Zakaria wartawan pertama yang merapat di RS Serdang.
Zakaria bertemu Dubes RI untuk Malaysia. “Saya sendiri ada bertanya doktor di ruang terbuka, mengesahkan (memastikan) Prof AA dijangkiti covid dan tidak boleh diziarahi, ” tambah Zack, panggilan akrab Zakaria. Sejak semalam Prof Azyumardi sudah dalam pemantauan KBRI di sana.
Sebelum bertolak ke Malaysia, Ketua Dewan Pers itu sempat mengadakan kunjungan kerja di Sumatera Barat. Ia sempat ke Bukittinggi dan mengunjungi keluarganya di Batusangkar sebelum bertolak ke Malaysia melalui Jakarta. Hari Sabtu (17/9/2022), sedianya mantan Rektor UIN tersebut jadi salah satu pembicara dalam seminar internasional di Selangor bersama tokoh penting Malaysia, Anwar Ibrahim.
Saksi mata dalam penerbangan adalah Guru Besar Universitas Sumatera, Professor Budi Agustono. Ia dan istri sama-sama berangkat dari Bandara Soekarno Hatta dengan Azyumardi. Mereka sempat ngobrol sejak di bandara hingga di dalam pesawat. Semalam Budi membagi kisah yang dilihatnya dalam pesawat di grup WhatsApp wartawan.
“Dua puluh menit sebelum pesawat mendarat, saat saya, istri dan pak Azra sedang bercakap, tiba-tiba pak Azra batuk tanpa henti, tubuhnya berkeringat dingin. Saya minta dia minum air mineral. Saya memijat tubuhnya yang keringat dingin lalu meminta pramugari memasang selang oksigen di hidung dan mulut. Meski selang terpasang, sesak napasnya tak berhenti, malah tubuhnya bergerak ke kiri ke kanan di atas kursi pesawat.”
“Ketika pesawat parkir dan pintu pesawat dibuka menurunkan penumpang, saya dan istri mengurus kesehatan pak Azra yang diminta turun belakangan. Saya dan istri gelisah dan cemas melihat kesehatan pak Azra. Tidak lama sesudah itu kamu bertiga turun dengan selang oksigen dan dibawa segera ke bed panjang perawatan lalu dilarikan ambulans ke rumah sakit.”
“Saya sempat merogoh tas tenteng Pak Azra mencari telepon, tapi karena bingung dan panik lambat ketemunya. Akhirnya istri saya menelepon temannya staf khusus Menteri Sosial meminta bantuan mengabarkan ke istri atau keluarga pak Azra.”
“Saya sampaikan ke istri antar dan temani Pak Azra demi keselamatan dan keamanan. Kita bantu sekuat kita ke RS di Kuala Lumpur. Istri saya, Reni Sitawari Siregar, mengantarkan hingga ke dalam ambulans untuk dilarikan ke rumah sakit, sedangkan saya urus imigrasi di Bandara,” kisah Prof Budi Agustono.
INTELEKTUAL SEGUDANG PRESTASI
Dalam catatannya, Ilham Bintang menuliskan bukan hanya kalangan pers yang kehilangan Prof Azyumardi Azra, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia. Prof. Azra kelahiran 4 Maret 1955 adalah akademisi Muslim asal Indonesia. Ia dikenal luas sebagai cendekiawan muslim.
Azyumardi terpilih sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 dan mengakhirinya pada 2006. Pada tahun 2010, dia memperoleh titel Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi ‘Sir’ pertama dari Indonesia. Pada 2022, Azyumardi terpilih menjadi Ketua Dewan Pers periode 2022-2025.
Riwayat pendidikan tinggginya sendiri dimulai sebagai mahasiswa sarjana di Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982, kemudian atas bantuan beasiswa Fullbright, ia mendapakan gelar Master of Art (MA) pada Departemen Bahasa dan Budaya Timur Tengah, Columbia University tahun 1988. Ia memenangkan beasiswa Columbia President Fellowship dari kampus yang sama, tetapi kali ini Azyumardi pindah ke Departemen Sejarah, dan memperoleh gelar MA pada 1989.
Keluarga besar Ibukotakini.com mengucapkan dukacita sedalam-dalamnya, semoga Allah SWT menerima amal kebaikannya. Amin, YRA. ###