Ilustrasi kebun karet.
Kabar Ibu Kota

Kualitas Karet Yang Rendah Tekan Harga Karet di Tingkat Petani

  • Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur mendorong petani karet untuk meningkatkan produk melalui Gebrak Bokar Bersih guna memberikan solusi rendahnya harga jual komoditas tersebut.

Kabar Ibu Kota
Admin

Admin

Author

IBUKOTAKINI.COM—Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur mendorong petani karet untuk meningkatkan produk melalui Gebrak Bokar Bersih guna memberikan solusi rendahnya harga jual komoditas tersebut.

Kepala Dinas Perkebunan Ujang Rachmad mengatakan bahwa selama ini lebih dari 80% petani karet kurang mengetahui cara mengolah, menyadap dan menjaga kualitas hasil sadapan. Dia menyebutkan bahwa hasil karet menjadi rusak karena terkontaminasi benda asing ke dalam getah, seperti tatal, kayu, batu, dan plastik.

Terkadang, katanya, petani juga mencampurkan bahan penggumpal yang tidak sesuai seperti pupuk TSP. Selain itu, getah juga disimpan di dalam kolam dalam waktu yang lama sehingga menurunkan elastisitas karet yang berdampak pada rendahnya harga bokar di tingkat petani.

“Kisaran harga yang diperoleh petani sekitar Rp4.500 hingga Rp5.000 per kilogramnya,” tuturnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemprov Kaltim.

Selain itu, hasil produksi karet dibawa dan dijual ke Provinsi Kalimantan Selatan yang mengakibatkan biaya angkut lebih tinggi, sehingga petani lebih suka menjual kepada para tengkulak dengan harga yang jauh lebih murah. 

“Akibatnya, kebanyakan petani tidak termotivasi melakukan penyadapan getah karet,” katanya.

Padahal, komoditas ini merupakan salah satu komoditas unggulan perkebunan di Benua Etam. Adapun, luas lahan perkebunan karet rakyat mencapai 92.640 hektare dengan produksi 57.944 ton getah yang melibatkan 54.470 petani pada 2019.

“Solusi yang ditawarkan membawa dampak sangat luas, karena membuat budidaya karet ditangani secara baik. Mulai produksi getah, pengolahan (bahan olahan karet bersih) hingga pemasaran. Semua prosesnya melibatkan kelompok tani karet langsung dengan pihak pabrik pengolahannya,” katanya.

Dalam prosesnya, dikemukakan Ujang, inovasi ini memberikan nilai tambah. Dimana telah terjadi perubahan pola pikir petani dalam mengelola hasil panen karet menjadi bokar bersih berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.