logo
Pantai Kemala Balikpapan {Foto diambil saat sebelum pandemi}
Bisnis

Kunjungan Wisman Kaltim Mengalami Penurunan

  • Kunjungan Wisman Kaltim Mengalami Penurunan

Bisnis
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

BALIKPAPAN – Tren kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Kalimantan Timur alami penurunan tiga bulan terakhir. Selama pandemi, COVID-19 menyebar ke wilayah ini berbagai kebijakan untuk pencegahan dilakukan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur (Kaltim), jumlah kunjungan wisman secara berturut-turut dari Maret sebanyak 97, 13, dan 23 orang. Angka tersebut jauh dibandingkan Januari (204) dan Februari (162).

Apabila angka tersebut dibandingkan lagi dengan tahun 2019 dan 2018 maka akan turunnya sangat dalam. “Secara kumulatif kunjungan wisman belum menunjukan perbaikan. COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar,” terang Kepala BPS Kaltim, Anggoro Dwitjahyono, Kamis (2/7).

Pada 2018, kunjungan wisman sebanyak 248 orang pada Maret, April 274, dan Mei 232. Setahun kemudian pun sama jika ditotal secara persentase. Maret 188, April naik jadi 349, dan Mei 208.

Bahkan lesunya industri pelesiran memberikan dampak pada sektor jasa lainnya. Yaitu tingkat penghunian kamar (TPK) di Bumi Etam alami penurunan 50 persen.

Ia mengatakan selama Corona masuk ke Kaltim persentase TPK sebesar 39,94 persen, 26,32 persen, dan 26,31 persen. Sementara pada Maret hingga Mei 2019, huniannya 59,05 persen, 55,72 persen, dan 49,90 persen. ”Dengan rata-rata lama menginap pada bulan Mei 2020 dibanding 2019 mengalami penurunan sebesar 1,00 hari,” sebutnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni mengatakan bahwa pemerintah pusat telah menyusun lini masa operasi sektor pakansi hingga akhir tahun. Sampai akhir bulan, mulai diizinkan kegiatan untuk kuliner dan tempat makan.

“Bulan Agustus hingga Oktober kegiatan diperluas. Masyarakat memulai kebiasaan baru dan boleh pergi ke tempat rekreasi antarkota di satu provinsi,” jelas Sri Wahyuni.

Menurut dia, pada masa reaktivasi wisata domestik, dibolehkan juga ada acara yang mengumpulkan orang banyak dengan skala terbatas.

Kemudian dua bulan terakhir pada penghujung tahun tamasya bisa ke antarpulau atau antarprovinsi. Rencana tersebut disusun tambah Yuni, karena diprediksi penyebaran Corona mulai mereda.

“Masa reaktivasi itu berjalan dengan catatan tidak ada lonjakan kasus Corona dan standar protokol kesehatan tetap dijaga. Kalau ada lonjakan kasus, ya ini tidak berlaku timeline [lini masa],” ujarnya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan Doorje Marpaung mengungkapkan dalam rencana pemerintah kota akan membuka obyek wisata pada bulan Juli ini. Namun rencana itu akan melihat kondisi yaitu apakah terjadi lonjakan atau tidak.

“Artinya masih menunggu kondisi saat ini dengan melihat angka kasus, sehingga belum bisa dipastikan,” singkatnya.