Lebih Rendah dari Sebelumnya, Balikpapan Alami Deflasi -0,16% di Bulan Agustus 2023
- IBUKOTAKINI.COM - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Pada bulan Agustus 2023, Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar -0,16% (mtm)
Ekonomi
BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Pada bulan Agustus 2023, Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar -0,16% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Juli 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,53% (mtm).
Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,85% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (3,27% yoy) dan lebih tinggi dari inflasi gabungan 2 Kota di Provinsi Kalimantan Timur (3,82% yoy). Adapun inflasi tahun kalender berjalan di Kota Balikpapan hingga bulan Agustus adalah 2,60% (ytd).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, R. Bambang Setyo Pambudi mengungkapkan bahwa penyumbang Inflasi pada bulan Agustus 2023 antara lain adalah komoditas angkutan udara, cabai rawit, beras, angkutan laut dan minuman ringan.
"Kenaikan harga yang terjadi pada komoditas angkutan udara dan angkutan laut sejalan dengan tingginya permintaan dengan adanya kegiatan berskala nasional dan internasional di wilayah Balikpapan dan sekitarnya," ungkapnya dalam keterangannya pada Senin, 4 Agustus 2023.
Selain itu, inflasi juga terjadi pada komoditas pangan cabai rawit dan beras. Kenaikan harga komoditas cabai rawit disebabkan oleh mulai menurunnya pasokan di pasar.
BACA JUGA:
- https://ibukotakini.com/read/tuding-pltu-penyebab-polusi-udara-dianggap-terburu-buru
- https://ibukotakini.com/read/ada-sentimen-cadangan-devisa-indonesia-ipot-rekomendasikan-4-saham-minggu-ini
- https://ibukotakini.com/read/bantuan-pembelian-motor-listrik-berlaku-satu-nik-untuk-1-unit
Lanjut Bambang, kenaikan harga beras dipicu oleh mulai meningkatnya harga gabah kering panen dan gabah kering giling di level produsen serta menurunnya produksi akibat musim kemarau.
"Adapun, komoditas minuman ringan mengalami inflasi akibat meningkatnya konsumsi masyarakat di tengah cuaca wilayah Balikpapan yang cenderung panas dan kering dalam beberapa waktu terakhir," ujangnya.
Namun demikian, laju inflasi tertahan oleh deflasi di komoditas volatile food. Penurunan harga ikan layang/ikan benggol dan ikan tongkol/ambu-ambu disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan pasokan di tengah masyarakat.
"Penurunan harga lebih lanjut pada komoditas daging ayam ras dan semangka disebabkan oleh mulai normalnya konsumsi masyarakat seiring dengan berakhirnya periode liburan sekolah," tandasnya.
Sementara itu, penurunan harga komoditas bawang merah disebabkan oleh mulai berlangsungnya musim panen bawang merah di beberapa daerah pemasok.
Dia menambahkan beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi ke depannya adalah meningkatnya arus penumpang di bandara dan pelabuhan kota Balikpapan sebagai pintu masuk menuju kota/kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan Timur.
Kemudian tingginya permintaan untuk berbagai komoditas pangan dan jasa di Kota Balikpapan yang disebabkan oleh adanya 2 (dua) Program Strategis Nasional yaitu RDMP Pertamina Balikpapan dan Pembangunan Ibukota Nusantara (IKN).
"Ke depannya, Bank Indonesia akan senantiasa bersinergi dengan berbagai pihak terkait untuk menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional 3% ± 1%," tambah Bambang. (*)