Kepala DP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsih
Balikpapan

Maksimalkan Anggaran, DP3 Balikpapan Fokus Petani dan Pembudidaya Ikan untuk Pangan

  • Salah satu program yang menjadi fokus DP3 adalah Brigade Alsintan, sebuah tim kerja yang dibentuk untuk memfasilitasi petani dengan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
Balikpapan
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM - Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan menunjukkan komitmennya dalam mendukung kesejahteraan petani dan pembudidaya ikan di wilayah tersebut dengan memaksimalkan program-program bermanfaat pada periode Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2024. 

Kepala DP3 Balikpapan, Sri Wahjuningsih, menegaskan bahwa meskipun tidak ada penambahan anggaran dalam APBD Perubahan, DP3 tetap berupaya mengoptimalkan anggaran yang ada melalui pengalihan dana untuk program yang lebih berdampak langsung pada kelompok binaannya.

“Kami alihkan dari semula untuk perbaikan gedung kantor, kini diperuntukkan bagi program yang sifatnya berguna bagi binaan kami,” kata Sri Wahjuningsih, baru-baru ini. 

Salah satu program yang menjadi fokus DP3 adalah Brigade Alsintan, sebuah tim kerja yang dibentuk untuk memfasilitasi petani dengan alat dan mesin pertanian (Alsintan). Program ini diadaptasi dari program serupa yang telah diterapkan oleh Kementerian Pertanian dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas petani di Balikpapan.

Saat ini, Balikpapan memiliki sekitar 5.160 petani, namun keterbatasan kepemilikan mesin pertanian menjadi salah satu tantangan utama. 

BACA JUGA:

“Jumlah kelompok tani banyak, tapi yang bisa membeli mesin pertanian sangat sedikit. Jadi, jika petani ingin menggunakan Alsintan, mereka bisa meminjamnya melalui Brigade Alsintan. Setelah dipakai, mesin tersebut dikembalikan dan bisa digunakan oleh kelompok tani lain di Balikpapan,” jelas Sri Wahjuningsih.

Selain itu, DP3 juga merencanakan bantuan untuk pembudidaya ikan dengan mengalokasikan dana dari APBD Perubahan untuk penyediaan pupuk. Bantuan ini akan berupa pupuk urea dan NPK, yang penting untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi utama serta mendukung pertumbuhan ikan.

Di Balikpapan, terdapat 140 pembudidaya perikanan yang terdiri dari 18 pembudidaya air tawar, 73 pembudidaya air payau, dan 49 pembudidaya rumput laut.

“Melalui anggaran perubahan ini, kami tidak menambah dana, tetapi memindahkan dari pos yang seharusnya untuk gedung dialihkan untuk binaan, sehingga bisa bermanfaat untuk masyarakat,” kata Sri Wahjuningsih. 

DP3 berharap, langkah ini akan mendorong peningkatan hasil produksi pertanian dan perikanan yang akhirnya berdampak positif terhadap kestabilan ekonomi masyarakat.

Sri Wahjuningsih menyebutkan bahwa kebutuhan jagung pipil di Balikpapan untuk konsumsi rumah tangga mencapai 13 ton, sementara untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pangan sebanyak 8 ton. Dari data Balai Karantina Tumbuhan, terdapat 15 ton jagung pipil yang dikirim keluar Balikpapan, sehingga total kebutuhan mencapai sekitar 36 ton. 

Meskipun Balikpapan bukan penghasil utama jagung pipil, distribusi pangan di kota ini cukup signifikan untuk mendatangkan pasokan dari daerah lain.

Selain jagung pipil, bahan pokok penting lainnya seperti bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, minyak goreng, ikan, serta kedelai juga berada dalam batas ketersediaan yang aman, memastikan stabilitas pangan bagi warga Balikpapan. ***