
Masih Zona Merah, Balikpapan Tetap Belajar Tanpa Tatap Muka
Belajar Tanpa Tatap Muka Pada Tahun Ajaran Baru 2020
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM – Pada tahun ajaran baru 2020 ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan masih menerapkan kebijakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka. Pembelajaran dilakukan dengan dalam jaringan (daring/online).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Muhaimin, saat memaparkan proses pendaftaran peserta didik baru (PPDB) dan pembelajaran tahun ajaran baru, Rabu (17/6/2020).
Ia menjelaskan penyebab Balikpapan belum belajar tatap muka karena wilayahnya masih dalam zona merah sehingga pembelajaran tatap muka belum bisa dilakukan. Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan hanya 31 kabupaten/kota yang masuk zona hijau melakukan proses belajar tatap muka bertahap namun itupun dengan penerapan protocol ketat.
“Melalui 4 kementerian yakni Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Kesahatan telah diputuskan bahwa daerah merah belum bisa melakukan pembelajaran tatap muka,” jelasnya.
Dari 514 kabupaten kota hanya 31 kabupaten kota yang dibolehkan pembelajaran dengan beberapa kombinasi. Padahal sebelumnya, dinas terkait telah menyiapkan 4 skema yakni ada pembelajaran daring, pembelajaran kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka, pembelajaran daring tatap muka, pengurangan jam belajar dan keempat pembelajaran daring, tatap muka, pengurangan jam belajar dan pengurangan jumlah siswa dalam satu kelas.
“Ternyata lain keputusan pusat, zona merah tidak bisa melaksanakan itu. Empat kombinasi itu hanya boleh dilakukan daerah-daerah zona hijau,” ucap Muhaimin.
Persoalan lain masih dikonsultasikan adalah metode pembelajaran yang akan digunakan. Muhaimin mengatakan kurikulum yang dipakai siswa adalah kurikulum 2013 yang metodenya banyak dilakukan dengan tematik, pendalaman materi, banyak soal-soal. Apakah metode pembelajaran daring masih cocok menggunakan kurikulum 2013.
“Kami dalam satu dua hari akan konsultasikan kembali dengan direktorat pendidikan dasar, pendidikan menengah. Karena saat kemarin kita pembelajaran daring kurikulum mengadopsi kuriulum 2013. Kurikulum normal tapi pembelajaran tidak maksimal karena daring,” ujarnya.
Muhaimin menilai dengan pola daring menggunakan kurikulum 2013 tidak bisa dilakukan karena membuat repot orangtua. Kurikulum ini lebih banyak tematik, banyak soal-soal dan pendalaman materi.
“Yang akan kita konsultasikan kesana apakah ada perubahan kurikulum dengan pembelajaran daring ini karena tidak mungkin pembelajaran normal dengan kurikulum 2013 kita harus melaksanakan daring pasti ada penyesuaian kurikulum sehingga kami berkordinasi dan mudah-mudahan ada penyesuaian,” imbuhnya.