perry warjiyo
Ekbis

Maunya Perry Warjiyo Lagi

  •    Catatan Rizal Effendi SEAKAN sudah tak sabar lagi mau terbang ke Solo. Tujuannya cuma satu. Mengikuti Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indo
Ekbis
Admin

Admin

Author

Catatan Rizal Effendi

SEAKAN sudah tak sabar lagi mau terbang ke Solo. Tujuannya cuma satu. Mengikuti Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII, yang berlangsung dua hari, 19 dan 20 September. Jadi masih dua pekan lagi.

Acaranya digelar di Hotel Alila, Jl Slamet Riyadi. Hotel bintang 5 yang mempunyai kapasitas 255 kamar. Ballroom utamanya bisa menampung 3.000 orang. Alila bukan nama seorang wanita. Tapi bahasa Sansekerta yang berarti “kejutan.” Mungkin kejutan bagi warga Solo. Soalnya gedung ini sangat tinggi. Mencapai 124 meter. Menjadi bangunan tertinggi di Solo dan Jawa Tengah.

Saya belum pernah tidur di hotel setinggi itu. Katanya hotel ini sudah menjadi anak usaha Hyatt. Mudah-mudahan nanti saya ditempatkan di lantai paling atas. Biar bisa lihat wajah kota Solo dari atas diiringi lagu Bengawan Solo, karya Gesang. 

Orang sering bingung menyebut nama kota berpenduduk setengah juta orang ini.  Solo atau Surakarta? Ternyata Surakarta itu nama resmi secara administratif. Sedang nama populer atau branding-nya disebut Solo. 

Ada juga yang menyebut Kota Solo sebagai Kota Batik atau Kota Liwet. Orang tahu salah satu kerajinan batik terbesar dan terbaik ada di kota ini. Disebut Kota Liwet karena di sini ada makanan Nasi Liwet, yang gurihnya luar biasa. Saya suka sekali.

Wali kota Solo bukan Gibran Rakabuming Raka lagi, putra Pak Jokowi. Sudah digantikan wakilnya, Teguh Prakosa dari PDIP. Soalnya Gibran, 20 Oktober nanti diambil sumpahnya menjadi wakil presiden mendampingi presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Bagi peserta Kongres yang muslim, tentu jangan lupa salat di Masjid Raya Sheikh Zayed di Jl A Yani, Banjarsari. Saya sudah pernah sekali salat di sana. Masjid yang dibangun pada tahun 2021 ini, merupakan replika  Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). 

Masjid berkapasitas 10.000 jamaah ini memang hadiah dari Pangeran UEA Mohamed bin Zayed (MBZ). Biaya pembangunannya Rp300 miliar. Karena itu peresmiannya pada 14 November 2022 dilakukan oleh Presiden Jokowi dan MBZ.

Salah satu agenda penting dalam Kongres ISEI XXII adalah seminar nasional tentang ekonomi Indonesia. Maklum yang berkumpul para pimpinan sarjana ekonomi se-Indonesia. Bakal tampil sebagai pembicara adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Guru Besar FISIP UI Prof Eko Prasojo dan Ketua Umum APINDO Shinta W Kamdani.

Ketua panitia pelaksana kongres adalah Anggito Abimanyu. Dia adalah ketua Bidang I ISEI Pusat. Nama Anggito sangat dikenal khalayak. Kalau tak salah saat ini menjabat sebagai ketua Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi (DEB SV) UGM.

Sebelumnya pernah menjadi kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Dirjen Haji dan Umrah Kemenag dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu. Pernah juga dinyatakan sebagai wakil menteri keuangan, tapi kemudian urung dilantik.

Dia juga seorang pemusik. Jago main suling atau flute. Pernah mengorganisir Konser Peradaban 19 November 2023 bersama sahabatnya pemusik Dwiki Dharmawan. 

Menurut Anggito, dalam Kongres juga akan disampaikan Indikator Survei Ekonomi Indonesia (ISEI) Indeks, hasil penelitian kerja sama ISEI dengan Litbang Kompas.

ISEI Indeks diadakan untuk mengukur pandangan, optimisme, serta ekspektasi para ekonom, akademisi, dan dan praktisi yang tergabung sebagai anggota ISEI di pusat dan daerah terhadap ekonomi Indonesia.

Kongres ISEI XXII dijadwalkan akan dibuka  Presiden Jokowi. Boleh dibilang ini kongres terakhir ISEI yang dihadiri Jokowi. Sebab, 20 Oktober nanti kita bertemu presiden baru, Prabowo Subianto. Sangat baik kalau Prabowo yang didaulat menutup Kongres.

Dalam acara Focus Group Discussion (FGD) PP ISEI-Bappenas di Yogyakarta, Agustus lalu, mantan gubernur BI, Burhanuddin Abdullah sempat tampil sebagai pembicara. Dia sekarang menjadi tim ahli ekonomi Prabowo.

Menurut Abdullah, Prabowo punya pandangan yang kuat di bidang ekonomi. Dia banyak membaca buku. Apalagi ayahnya, Prof Sumitro Djojohadikusumo dikenal sebagai begawan ekonomi Indonesia. “Saya lebih banyak mendengar jika bertemu beliau,” ujarnya.

Tapi Abdullah juga mengingatkan Prabowo soal terbatasnya kemampuan fiskal dibanding dengan mimpi-mimpi yang ingin diwujudkan. 

Kepada Abdullah, saya juga sempat bertanya soal pandangan Prabowo tentang IKN. Sayang jawaban Abdullah terbatas untuk yang mendengar saja.

PILIH KETUA BARU

Namanya kongres pasti ada agenda yang sangat penting. Yaitu memilih ketua baru. Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) ISEI  saat ini adalah Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia (BI). Putra kelahiran Sukoharjo, Jateng, 65 tahun silam. Sukoharjo tak jauh dari Solo, sekitar 15 kilometer saja.

Perry sudah dua kali memangku jabatan ini. Lalu siapa calon penggantinya? Ketika sejumlah ketua cabang ISEI bertemu di Yogya, tak terdengar beredar nama calon ketua baru. Justru sebagian besar menginginkan Perry Warjiyo lagi. 

“Saya sebagai cabang ISEI ‘IKN’ mengusulkan tetap Pak Perry Warjiyo. Kalau bisa Pak Anggito kembali sebagai sekjen,” kata saya bersama Ketua ISEI Samarinda/Kaltim Aji Sofyan Effendi (ASE).

Dari bisik teman-teman sesama ketua Cabang ISEI lainnya, sepertinya sepakat secara aklamasi memilih kembali Perry Warjiyo sebagai ketua umum ISEI Pusat untuk ketiga kalinya. Situasi ini sama dengan Kongres XXI ISEI di Makassar, awal September 2021 di mana Perry juga dipilih secara aklamasi.

Menjadi  ketum PP ISEI tiga kali tidak melanggar AD/ART. Lagi pula ISEI daerah sudah cukup nyaman dengan Perry. Memudahkan ISEI daerah bekerjasama dengan BI setempat. Banyak kegiatan yang bisa dikerjakan bersama. Perry juga sangat bersemangat meningkatkan peran ISEI.

Dikaitkan dengan jabatan Perry sebagai Gubernur BI, kebetulan pas saja. Perry sekarang mengemban tugas Gubernur BI periode kedua, masa bakti 2023-2028. Jika terpilih nanti, maka Perry akan menjadi ketua umum PP ISEI periode 2024-2027, setahun sebelum masa tugas Perry sebagai Gubernur BI berakhir.

Saya sengaja menyebut ISEI Balikpapan sebagai cabang baru bernama ISEI IKN. Maklum Balikpapan adalah kota penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU).

Dari Balikpapan menuju IKN tidak sampai dua jam lagi. Kalau lewat tol IKN jarak tempuhnya hanya sekitar satu jam. Apalagi kalau jalan tolnya nanti benar-benar tuntas, bisa jadi hanya 45 menit.

Saya mengusulkan Rakerna ISEI tahun 2025 berlangsung di IKN. Sekalian lihat perkembangan pembangunan IKN termasuk pembangunan gedung pusat Bank Indonesia. 

Kebetulan di IKN sudah ada Hotel Nusantara berlantai 9, yang mempunyai kapasitas 200 kamar. Hotel ini dibangun oleh Bos Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan. Sudah beroperasi sejak 17 Agustus 2024.

Gedung BI yang disebut Kawasan Perkantoran Bank Indonesia (KOPERBI) dibangun tepat di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, tak jauh dari Istana Garuda. 

Lahannya seluas 7,3 hektare. Desainnya cukup unik menyerupai burung Garuda. Sedang kontraktornya, Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP).

Menurut Perry, implementasi desain KOPERBI memiliki makna tersendiri. Pertama, untuk bangunan berbentuk kepala Garuda,  yang terdiri lima lantai, merepresentasikan Pancasila. 

Sedang area sayapnya yang menjadi kawasan kantor, akan dibangun tujuh lantai, merepresentasikan nilai pokok kepemimpinan BI.

Bangunan terakhir berbentuk sayap akan menjadi kawasan terbuka, penggambaran dari sinergi antara BI, pemerintah, perbankan dan kalangan pebisnis.

Pembangunan KOPERBI dilakukan tiga tahap sampai 2032 mendatang dengan biaya Rp942 miliar. Tahap pertama 2024 ini, sebagian sudah bisa ditempati sebagai kantor bersamaan dengan kantor pemerintahan lainnya.  Tahun 2024-2027 untuk sayap bangunan. Dan seterusnya tahap ketiga untuk keseluruhan.

Selamat bertemu para Ketua Cabang ISEI di Kongres XXII di Surakarta. Kita akan mendengar kembali Pak Perry bernyanyi lagunya Rhoma Irama, “Terajana.” Musiknya di Taman ISEI, iramanya melayu, sulingnya suling bambu, ditiup oleh Pak Anggito,  ekonominya maju sekali. Oh Perry arsiteknya. ***

(Wartawan Senior Kalimantan Timur, Wali Kota Balikpapan (2011-2021, Ketua ISEI Balikpapan)