PT Kilang Pertamina Balikpapan Raih Milestone Penting dalam Megaproyek RDMP: Tahap Uji Coba Jalur Pipa Minyak Mentah Dimulai
Ekbis

Megaproyek RDMP: Masuki Tahap Uji Coba Jalur Pipa Minyak Mentah

  • Fasilitas jalur pipa penyaluran minyak mentah ini terdiri dari jalur pipa darat (onshore pipeline) sepanjang 14,4 km dari Terminal Lawe-Lawe menuju Penajam, serta jalur pipa lepas pantai (offshore pipeline) sepanjang 4,5 km dari Penajam menuju Kilang Balikpapan.
Ekbis
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

BALIKPAPAN – PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) telah mencapai salah satu tonggak penting dalam megaproyek Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan & Lawe-Lawe, yang menjadi pencapaian besar bagi perusahaan. Proyek strategis nasional ini kini telah memasuki tahap uji coba atau commissioning untuk jalur pipa penyaluran minyak mentah berdiameter 20’’ dari Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menuju Kilang Balikpapan, setelah fase konstruksi rampung.

Proyek RDMP ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari, seiring dengan pembangunan dua tangki penyimpanan minyak mentah baru yang masing-masing berkapasitas 1 juta barel. Keberhasilan proyek ini akan memperkuat ketahanan energi nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kapasitas kilang dan efisiensi operasional.

Untuk memastikan kesiapan jalur pipa penyaluran minyak mentah, PT KPB melaksanakan Management Walkthrough pada Rabu (07/08) pagi, meninjau proses pengoperasian dan kesiapan fasilitas tersebut. Acara ini melibatkan tim kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan (HSSE), serta tim operasi PT KPI Unit Balikpapan. 

Direktur Utama PT KPB, Bambang Harimurti, yang memimpin tinjauan ini, menegaskan pentingnya keselamatan dan kualitas dalam setiap tahap proyek.

“Keselamatan atau safety adalah hal yang tidak pernah kami kompromikan dan selalu kami junjung tinggi. Fase commissioning ini untuk memastikan semua berjalan dengan baik, memenuhi standar yang sudah ditetapkan, dan mencegah atau mengantisipasi hal-hal yang membahayakan keselamatan,” ujar Bambang di hadapan para Direksi dan Manajemen PT KPB, Manajemen RU V Balikpapan, dan Management JO-CPPHK.

BACA JUGA:

Fasilitas jalur pipa penyaluran minyak mentah ini terdiri dari jalur pipa darat (onshore pipeline) sepanjang 14,4 km dari Terminal Lawe-Lawe menuju Penajam, serta jalur pipa lepas pantai (offshore pipeline) sepanjang 4,5 km dari Penajam menuju Kilang Balikpapan. 

Pada Jumat (09/08), seremoni penandatanganan sertifikat kesiapan operasi (Ready for Start Up) dilakukan, menandai kesiapan fasilitas tersebut untuk mulai beroperasi.

Puncak dari pencapaian ini terjadi pada Minggu (11/08), saat penyaluran perdana minyak mentah melalui jalur pipa baru dari Terminal Lawe-Lawe ke Kilang Balikpapan berhasil dilaksanakan. General Manager PT KPI Unit Balikpapan sekaligus Direktur Operasi PT KPB, Arafat Bayu Nugroho, menyatakan bahwa keberhasilan ini merupakan fondasi penting dalam operasi Kilang Balikpapan yang lebih efisien dan optimal.

“Keberhasilan penyaluran perdana ini tidak hanya menjadi milestone penting dalam proyek kami, tetapi juga fondasi penting untuk memastikan operasi Kilang Balikpapan berjalan dengan efisien dan optimal,” ujarnya.

PT Kilang Pertamina Balikpapan Raih Milestone Penting dalam Megaproyek RDMP: Tahap Uji Coba Jalur Pipa Minyak Mentah Dimulai

Seiring dengan pengembangan Kilang Balikpapan, Pertamina melalui PT KPB juga melakukan pengembangan kapasitas penyimpanan dan penyaluran di Terminal Minyak Mentah Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara. Proyek ini mencakup pembangunan jalur pipa lepas pantai (offshore) dan darat (onshore) sepanjang total 39,1 km, serta pembangunan dua tangki raksasa dengan kapasitas total 2 juta barel.

Hingga awal Agustus 2024, progres pengembangan fasilitas Terminal Lawe-Lawe telah mencapai 85,67%. Setelah proyek ini selesai, RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe tidak hanya akan meningkatkan kapasitas pengolahan, tetapi juga menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan dan meningkatkan kompleksitas kilang untuk efisiensi operasional serta memperluas jangkauan produk. ***