Menguasai Terabasan: Tips Aman Berkendara Off-Road dengan Motor Trail
Tren

Menguasai Terabasan: Tips Aman Berkendara Off-Road dengan Motor Trail

  • Pentingnya pemahaman mengenai kontur jalan yang beragam, mulai dari tanjakan dan turunan hingga genangan air dan sungai yang sering ditemui dalam perjalanan.
Tren
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

BALIKPAPAN - Berkendara off-road menggunakan sepeda motor jenis trail telah menjadi bagian dari gaya hidup yang digemari oleh banyak kalangan. Keindahan alam Indonesia yang begitu beragam serta banyaknya komunitas pecinta alam telah memicu tumbuhnya off-roader baru yang haus akan petualangan dan pengalaman menantang.

Namun, medan yang sering kali ekstrem dan tidak terduga menuntut para pengendara untuk memahami teknik berkendara yang aman dan nyaman saat melakukan terabasan.

PIC Safety Riding Astra Motor Kaltim 1, Rissang Ferisandy, berbagi beberapa tips penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan saat menjelajahi jalur off-road menggunakan sepeda motor trail. Ia menekankan pentingnya pemahaman mengenai kontur jalan yang beragam, mulai dari tanjakan dan turunan hingga genangan air dan sungai yang sering ditemui dalam perjalanan.

Menaklukkan Tanjakan dan Turunan
Medan tanjakan dan turunan merupakan tantangan utama bagi para off-roader. Rissang menjelaskan bahwa teknik berkendara di kedua kondisi ini sangat berbeda.

BACA JUGA:

Saat menghadapi turunan, Rissang menyarankan agar pengendara tidak terlalu bergantung pada rem depan. Postur tubuh yang condong ke belakang, dengan pinggul yang ditarik ke belakang, akan membantu menjaga keseimbangan.

“Kedua lutut harus menjepit body sepeda motor untuk menjaga stabilitas. Dengan postur ini, titik berat tidak akan berpindah ke depan, yang bisa menyebabkan roda belakang terangkat dan motor terguling ke depan,” ungkap Rissang pada Jumat 30 Agustus 2024.

Ia juga menyarankan agar pengendara menuruni turunan dengan gigi rendah tanpa membuka gas, dan tetap rileks mengikuti gerak ban belakang.

Sebaliknya, ketika menghadapi tanjakan, posisi tubuh pengendara justru harus condong ke depan atau bahkan berdiri dengan tubuh tetap condong ke depan.

“Ini untuk memberikan beban lebih pada roda depan, sehingga saat menanjak, titik berat tidak berpindah ke belakang yang bisa mengakibatkan roda depan terangkat dan motor terguling ke belakang,” tambah Rissang.

Menghadapi Genangan Air dan Sungai
Selain tanjakan dan turunan, genangan air atau sungai sering kali menjadi bagian dari jalur yang harus dilewati. Menurut Rissang, menghadapi kondisi ini memerlukan teknik khusus.

“Jika Anda berada dalam rombongan, pemimpin atau road captain (RC) sebaiknya turun dari sepeda motor untuk mengecek kondisi genangan atau sungai sebelum melintas,” jelas Rissang. Pastikan genangan atau sungai tersebut aman untuk dilewati dengan sepeda motor. “Menyeberang tanpa sepeda motor sambil mengecek lintasan adalah langkah yang bijak. Jika arus air tidak terlalu kencang, jalur tersebut bisa dilewati dengan kecepatan rendah dan gigi rendah,” lanjutnya.

Saat melintasi dasar sungai yang berbatu, Rissang menyarankan agar satu kaki diturunkan untuk berjaga-jaga jika keseimbangan terganggu. Bahkan, kedua kaki boleh diturunkan jika diperlukan. “Jangan sekali-kali mengangkat kaki, karena jika keseimbangan hilang, Anda tidak akan mampu menahan sepeda motor yang ambruk. Jika sepeda motor ambruk di sungai, masalah bisa semakin bertambah, terutama jika motor kemasukan air,” tegasnya.

Dengan memahami dan menerapkan teknik-teknik ini, pengendara off-road dapat menikmati petualangan mereka dengan lebih aman dan nyaman. Rissang berharap, para off-roader dapat terus menjelajahi keindahan alam Indonesia dengan tetap mengutamakan keselamatan dalam setiap perjalanan.***