Menko Perekonomian Pastikan Inflasi Lebaran 2024 Terkendali
Ekbis

Menko Perekonomian Pastikan Inflasi Lebaran 2024 Terkendali

  • Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,52% secara bulanan. Secara tahunan, inflasi pada bulan tersebut mencapai 3,05% dibandingkan dengan Maret 2023
Ekbis
Redaksi

Redaksi

Author

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis bahwa laju inflasi saat Lebaran 2024 akan tetap terkendali. Dia memperkirakan, sepanjang tahun ini, laju inflasi akan tetap berada dalam sasaran 2,5 plus minus 1%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,52% secara bulanan. Secara tahunan, inflasi pada bulan tersebut mencapai 3,05% dibandingkan dengan Maret 2023, sementara secara tahun kalender, inflasi Maret 2024 mencapai 0,93%.

Komoditas yang menyumbang inflasi terbesar adalah komoditas pangan bergejolak, seperti telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih.

“Momentum positif ini pun diprediksi masih akan terus berlanjut di tengah terjaganya inflasi sesuai dengan target inflasi tahun 2024 yakni pada angka 2,5±1 persen. Pada Maret 2024 sendiri, inflasi tercatat pada angka 3,05 persen, terjaga dalam rentang sasaran,” ujar Airlangga dalam keterangannya, pada Senin, 8 April 2024

Secara umum, Airlangga menyatakan kepercayaan dunia usaha memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah perekonomian suatu negara.

Tingkat kepercayaan yang tinggi tidak hanya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta pembukaan lapangan kerja yang lebih luas.

BACA JUGA:

Rilis angka Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Maret 2024 menunjukkan konsistensi kinerja industri manufaktur yang tetap berada di level ekspansif selama 31 bulan berturut-turut.

“PMI Manufaktur Maret 2024 mencapai level 54,2 dan merupakan angka tertinggi sejak November 2021. Hal ini memberikan indikasi bahwa pelaku usaha di sektor manufaktur tetap memegang keyakinan terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia,” jelasnya.

Capaian angka PMI Manufaktur yang terjaga pada level ekspansif secara umum didorong oleh pertumbuhan permintaan pasar yang konsisten, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan-perusahaan merespons peningkatan ini dengan meningkatkan output untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut.

Terkhusus pada Maret 2024, volume output perusahaan mencatat peningkatan tertinggi sejak 27 bulan terakhir. Tingginya permintaan juga mendorong pembukaan lapangan kerja baru, baik untuk memenuhi lonjakan permintaan maupun untuk menanggapi kebutuhan akan bahan baku produksi.

Seiring dengan itu, perekonomian terus menunjukkan stabilitas di tengah pertumbuhan lapangan kerja yang semakin luas.

Di samping itu, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia, memberikan gambaran yang optimis. Data Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada triwulan IV 2023 menunjukkan angka sebesar 13,17%, yang menandakan kinerja kegiatan dunia usaha yang tetap kuat.

Pelaku usaha dari berbagai sektor mencatat pertumbuhan yang sejalan dengan kondisi yang terlihat dalam PMI Manufaktur Indonesia, yang pada survei ini juga mencatat peningkatan dalam lapangan usaha.

Optimisme pelaku usaha diperkirakan akan terus meningkat pada triwulan I-2024, dengan SBT diproyeksikan mencapai 15,38%. Selain dari SBT, kondisi keuangan perusahaan juga menunjukkan stabilitas yang masih stabil, seperti yang tercermin dari Saldo Bersih (SB) Likuiditas yang mencapai 24,42%, naik dari angka sebelumnya pada triwulan sebelumnya yang sebesar 18,71%.

Terakhir, angka kapasitas produksi terpakai untuk triwulan IV 2023 juga tetap tinggi, mencapai 73,91%. ***