Minat Baca di Balikpapan Naik, 80 Ribu Kunjungi Perpustakaan per Tahun
Balikpapan

Minat Baca di Balikpapan Naik, 80 Ribu Kunjungi Perpustakaan per Tahun

  • Banyak orang tua yang mendorong anak-anaknya untuk mulai mengenal buku dan perpustakaan sejak dini
Balikpapan
Muhammad S.J

Muhammad S.J

Author

IBUKOTAKINI.COM - Minat baca masyarakat Balikpapan terus menunjukkan perkembangan positif. 
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Balikpapan, Elvin Djunaedi, menyebutkan bahwa saat ini jumlah pengunjung perpustakaan telah mencapai sekitar 80 ribu orang setiap tahunnya. 

“Alhamdulillah, sekarang pengunjung perpustakaan sudah meningkat, sudah mencapai 80 ribu per tahun. Jadi cukup baik,” ungkap Elvin di kantornya, Kamis 7 Agustus 2025. 

Peningkatan jumlah pengunjung ini tidak datang begitu saja. Elvin menjelaskan bahwa perpustakaan kini tak lagi hanya bergantung pada cara-cara konvensional seperti dulu. 

Seiring perkembangan teknologi dan kebiasaan masyarakat, pihaknya turut melakukan sejumlah penyesuaian. 

“Memang kita tahu bahwa sekarang perpustakaan yang dulunya hanya konvensional, sekarang harus menyesuaikan perkembangan zaman. Karena ada program digitalisasi, maka kita juga harus menghadirkan perpustakaan digital,” katanya. 

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/13-warga-disabilitas-di-balikpapan-dapat-bantuan-kaki-palsu

Sebagai bentuk konkret dari digitalisasi tersebut, Pemerintah Kota Balikpapan kini memiliki platform iBalikpapan sebuah aplikasi perpustakaan digital yang memungkinkan masyarakat membaca buku dari mana saja dan kapan saja. Di dalamnya, sudah tersedia hampir 10.000 eksemplar buku digital dari berbagai genre. 

“Masyarakat tidak perlu datang langsung ke gedung perpustakaan. Lewat *iBalikpapan*, mereka bisa membaca secara online, cukup lewat HP atau perangkat lainnya,” lanjut Elvin. 

Selain aplikasi digital, berbagai fasilitas penunjang literasi juga dikembangkan. Saat ini terdapat beberapa spot baca di taman-taman kota yang bisa dimanfaatkan oleh warga, terutama anak-anak dan remaja yang sering berkegiatan di ruang terbuka. 

“Kita juga punya titik baca di taman, kemudian ada Buncu Baca dari Provinsi, dan Pojok Baca Digital (POKADI) yang ada di kantor DPMPTSP Balikpapan. Itu semua untuk menunjang literasi masyarakat dan mendekatkan buku ke warga,” katanya. 

Transformasi ini rupanya juga disambut baik oleh masyarakat. Banyak orang tua yang mendorong anak-anaknya untuk mulai mengenal buku dan perpustakaan sejak dini. 

Merespons hal tersebut, Dinas Perpustakaan turut menjalin kerja sama dengan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI). 

BACA JUGA:

https://ibukotakini.com/read/wali-kota-awards-2025-dorong-opd-balikpapan-makin-akuntabel-dan-transparan

“Kami kerja sama dengan HIMPAUDI untuk menjadwalkan kunjungan anak-anak PAUD setiap hari. Mereka datang bergiliran. Kami yang menerima dan memberikan berbagai aktivitas seperti wisata edukasi, cerita dongeng, dan pengenalan perpustakaan,” ungkap Elvin. 

Menurutnya, mengenalkan perpustakaan sejak usia dini menjadi salah satu strategi jangka panjang untuk menanamkan minat baca secara berkelanjutan. Anak-anak yang akrab dengan buku dan ruang perpustakaan sejak kecil, cenderung tumbuh dengan kebiasaan membaca yang baik. 

Tidak berhenti di situ, perpustakaan juga mulai memposisikan diri sebagai ruang kreatif bagi masyarakat. Selain membaca, warga kini bisa mengikuti berbagai pelatihan atau kelas keterampilan yang dibuka secara berkala. 

“Ada kelas komputer, kelas keterampilan, bahkan ada juga kelas menari. Jadi, perpustakaan bukan cuma tempat membaca, tapi juga menjadi ruang belajar dan berkegiatan yang menyenangkan,” katanya. 

Namun, Elvin menyadari bahwa era digital tidak hanya membawa peluang, tapi juga tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kebiasaan penggunaan gawai yang lebih sering dimanfaatkan untuk hiburan semata. 

“Yang kami tidak harapkan itu, anak-anak menggunakan HP hanya untuk buka media sosial berjam-jam. Padahal, gawai bisa dimanfaatkan untuk membaca buku digital. Ini yang ingin kita dorong ke depan,” ucapnya. 

Meski kendala seperti koneksi internet masih ada di beberapa titik, Elvin menilai hal itu bukan penghambat utama. Dengan dukungan berbagai pihak, ia optimistis perpustakaan akan terus relevan dan menarik bagi generasi muda maupun dewasa. 

“Kalau kendala ya paling soal internet. Tapi sebenarnya ini juga peluang. Anak-anak sekarang kan akrab dengan teknologi, tinggal diarahkan ke hal-hal yang lebih positif,” ujarnya. 

Dinas Perpustakaan Kota Balikpapan akan terus berupaya menghadirkan inovasi layanan, baik melalui platform digital maupun penguatan kegiatan literasi di lapangan. 

Tujuannya jelas, agar budaya membaca bisa tumbuh dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat kota ini. 

“Kita akan terus dorong inovasi. Yang penting bagaimana masyarakat tetap membaca, baik lewat buku cetak maupun digital. Itu kuncinya,” tutup Elvin. (Adv)