logo
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, R Bambang Setyo Pambudi
Ekonomi

Momen Nataru, TPID Waspadai Kenaikan Harga

  • BALIKPAPAN - Di Kota Balikpapan, pada bulan November terjadi kenaikan harga sehingga inflasi tercatat 0,44 persen mtm."Inflasi ini tercat
Ekonomi
Niken Sulastri

Niken Sulastri

Author

BALIKPAPAN, IBUKOTAKINI.COM - Di Kota Balikpapan, pada bulan November terjadi kenaikan harga sehingga inflasi tercatat 0,44 persen mtm. Inflasi ini tercatat lebih tinggi dari inflasi gabungan dua kota di provinsi Kaltim 0,37 persen mtm maupun inflasi nasional 0,38 persen mtm. 

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Bambang Setyo Pambudi mengatakan inflasi pada bulan November 2023, disumbang dari beberapa komoditas pangan diantarnya cabai rawit, angkutan udara dan beras.

“Untuk inflasi tahun kalender di Kota Balikpapan mencapai 3,20 persen year to date. Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi dengan bobot tertinggi, dari awal tahun hingga bulan November adalah beras, angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit dan rokok kretek filter,” kata Bambang Setyo Pambudi dalam sambutannya pada Pembukaan Pasar Murah di Kecamatan Balikpapan Selatan, pada Senin 11 Desember 2023.

Tentunya, diperlukan langkah strategis dalam sisa satu bulan ini, yang kebetulan bersamaan Hari Natal dan Tahun Baru, sehingga Inflasi di Kota Balikpapan tetap terkendali dan berada pada sasaran inflasi 3 persen plus minus satu persen.

BACA JUGA:

Salah satu upaya yang dilakukan dengan menggelar pasar murah pada tanggal 11-15 Desember 2023 di Kantor Kecamatan Balikpapan Selatan. 

"Penyelenggaraan kegiatan ini tidak terlepas dari sinergi dan kolaborasi seluruh anggota TPID Balikpapan bersama pelaku distributor," ucapnya.

Ia juga mengajak seluruh pihak berkoordinasi, untuk memastikan bahan pangan dapat tersedia dengan harga yang terjangkau, serta dapat didistribusikan dengan baik ke seluruh wilayah di Balikpapan. 

"Kami mengimbau masyarakat untuk berbelanja secara bijak, tidak berlebih-lebihan dan tidak melakukan panic buying," serunya. (*)