
Muara Rapak Jalur Rawan, DPRD Minta Dishub Siaga di Jam Sibuk
- Dewan Minta Dishub Lebih Tegas Awasi Muara Rapak
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Tanjakkan Muara Rapak yang berada tepat di depan Ramayanamerupakan salah satu jalur tengkorak di Kota Balikpapan. Tanjakan itu memiliki elevasi hingga 8 persen.
Bila dirangkum dari tahun 2009, tanjakan itu sudah menelan kurang lebih dari 12 korban jiwa dari 16 insiden, di mana laka yang terparah terjadi 21 Januari 2022 silam yang menewaskan 5 korban jiwa.
Lantas Pemerintah Kota tak tinggal diam untuk meredam insiden, upaya jangka panjang yang telah direncanakan adalah pembangunan jalan layang.
Kendati demikian rencana itu masih belum bisa terealisasi. Untuk jangka pendek, Pemkot mengatur jam edar kendaraan besar serta melebarkan jalan dan memberi pemisah menggunakan barrier untuk pengendara besar dan kecil.
Namun saat uji coba, insiden sempat terjadi, dimana pengendara besar yang lagi-lagi alami rem blong menabrak pengendara roda dua yang justru berhenti di jalur khusus truk, pengendara roda dua itu tewas di tempat.
Namun, meskipun upaya telah dilakukan, belum sepenuhnya diimbangi kesadaran dari para pengguna jalan.
Ketua Komisi III DPRD Balikpapan, Yusri, menilai masih banyak pengendara yang abai terhadap aturan lalu lintas di kawasan yang dikenal rawan kecelakaan itu.
Padahal, pemerintah kota sudah menetapkan sejumlah ketentuan, termasuk pembagian jalur untuk kendaraan besar dan kecil agar arus lalu lintas lebih tertib dan aman.
BACA JUGA:
DPRD Balikpapan Minta Regulasi Perumahan Lebih Pro-Rakyat - ibukotakini.com
“Faktanya di lapangan masih banyak kendaraan kecil yang antre di jalur kendaraan besar. Padahal sudah jelas ada pengaturan jalur di sana,” ujar Yusri, Jumat 17 Oktober 2025.
Menurutnya, sebaik apa pun regulasi dibuat, hasilnya akan sia-sia tanpa kedisiplinan masyarakat untuk mematuhinya. Karena itu, edukasi dan pengawasan harus terus dijalankan secara berkelanjutan.
“Keselamatan itu kembali pada kesadaran masing-masing, kalau tidak tertib, ya risikonya bisa membahayakan diri sendiri,” katanya.
Yusri menambahkan, kehadiran petugas Dishub di lapangan juga menjadi faktor penting untuk memastikan aturan berjalan.
Untuk itu, Yusri mendorong agar Dishub menempatkan personel di kawasan tersebut, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore hari.
“Harus ada petugas yang berjaga dan mengatur arus kendaraan. Kalau dibiarkan, nanti semua berebut jalur,” tegas politisi Golkar itu.
Ia juga mengingatkan bahwa Dishub merupakan bagian dari Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kota Balikpapan, sehingga persoalan keselamatan di Muara Rapak seharusnya menjadi fokus utama dalam forum tersebut.
“Sinergi antara Dishub, aparat, dan masyarakat sangat penting, karena kalau tidak ada kerja sama, kecelakaan seperti yang pernah terjadi di Muara Rapak bisa terulang lagi,” ucapnya.
Yusri berharap, selain pengawasan, pemerintah juga bisa menambah fasilitas pendukung keselamatan, seperti marka jalur yang lebih jelas, penerangan yang memadai, serta papan peringatan yang mudah terlihat pengemudi dari jauh.
“Muara Rapak itu jalurnya menurun tajam. Semua harus sadar bahwa sedikit saja lengah bisa fatal akibatnya,” pungkasnya.
(ADV)
