Mulai Memakan Korban
- Jika tiga partai yang tersisa tidak berhasil diamankan IN, yaitu PDIP, Demokrat, dan PPP, maka sejarah 'kotak kosong' pertama di Pilgub Kaltim bisa terjadi.
Politik
Catatan Rizal Effendi
AKSI borong partai yang dilakukan Bani Mas’ud mulai memakan korban. Salah satunya Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim Andi Harun (AH). Dia dibebastugaskan dari jabatannya, lalu Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto menunjuk keponakannya Budisatrio Djiwandono sebagai penggantinya.
Penyerahan SK penggantian itu dilakukan Prabowo bersamaan dengan penyerahan surat dukungan menjadi bakal calon gubernur (bacagub) Kaltim berikut wakilnya, yakni Haji Rudy Mas’ud (Harum) dan Seno Aji di DPP Gerindra Jakarta, Senin (15/6).
Budisatrio ini memang hebat. Meski jarang turun ke Kaltim, toh dia terpilih kembali menjadi anggota DPR RI hasil Pileg 2024 mewakili dapil Kaltim. Dalam struktur DPP, putra mantan gubernur Bank Indonesia (BI) Sudrajad Djiwandono ini adalah wakil ketua umum DPP Gerindra.
Di Senayan, saat ini dia dipercaya sebagai wakil ketua Komisi IV DPR RI, yang membidangi masalah pertanian, lingkungan hidup, dan kehutanan serta kelautan.
Meski Prabowo menyatakan perubahan struktur DPD Gerindra Kaltim sebagai langkah penyegaran organisasi, semua orang tahu bahwa kebijakan ini ada hubungannya alias berkaitan dengan proses Pilkada.
AH diketahui memang tidak terlalu nyaman dengan Bani Mas’ud. Sebagai wali Kota Samarinda, dia pernah mengusir kantor sekretariat DPD Golkar Kaltim, yang dinilai berada di aset Pemkot.
Ketika Hasanuddin Mas’ud (Hamas) menggusur Makmur HAPK dari kursi ketua DPRD Kaltim, kantor pengacara AH yang membela Makmur. Makmur akhirnya hengkang dari Golkar dan pindah ke Gerindra. Mantan bupati dia periode ini terpilih kembali menjadi anggota DPRD Kaltim dalam Pileg 2024 dari dapil Berau.
Keberhasilan Harum menggandeng Gerindra bisa saja diartikan seperti ibarat sekali menembak dapat dua ekor burung. Selain dia mendapat dukungan dari partai besar, di mana ketua umumnya sebentar lagi dilantik jadi presiden, juga sekalian sebagai “pembalasan politik.”
AH sendiri bersikap tenang. Seperti diberitakan Tribunkaltim.co, AH menyatakan Ikhlas atas pergantian dirinya sebagai ketua DPD dan siap mendukung kepemimpinan Budisatrio.
“Saya tetap kader partai, saya loyal dan secara kesatria menerima Keputusan ketua umum. Dari dulu kami diajarkan oleh beliau untuk bersikap kesatria dan loyal melaksanakan komando kebijakan partai,” kata AH yang sudah 7 tahun memimpin DPD.
Untunglah dalam Pilwali Samarinda, AH menggunakan dua strategi. Dia bisa mendaftar lewat perahu partai, bisa juga menggunakan jalur perseorangan atau independen. Kalau pencopotan dirinya sebagai ketua partai berimbas pada dukungan Pilwali, maka AH bisa maju lewat jalur perseorangan.
Sejumlah warga Kota Tepian menyatakan tetap mendukung AH sebagai calon wali kota 2024-2029. “Kami tak peduli perahunya, yang pasti kami tetap dukung AH karena terbukti sukses menjadi wali kota,” kata Hasan, warga Teluk Lerong.
Harum sekarang mengincar lawan kotak kosong (KK). Meski tidak secara langsung, Harum sudah menyingkirkan seniornya, Mahyudin, yang tadinya berencana juga maju sebagai bacagub Kaltim.
Mahyudin pernah menjadi ketua DPD II Golkar Kutim, ketua DPD I Golkar Kaltim dan wakil ketua umum DPP Golkar. Sekarang dia masih menjadi wakil ketua DPD RI.
Karena sulit mendapatkan dukungan partai, Mahyudin yang mengusung tagline “Kaltim KEREN,” akhirnya memutuskan tidak jadi mencalonkan diri. “Saya realistis saja,” katanya berbesar hati.
Sekarang Harum mengancam pencalonan petahana Isran Noor (IN)-Hadi Mulyadi. Jika tiga partai yang tersisa tidak berhasil diamankan IN, yaitu PDIP, Demokrat, dan PPP, maka sejarah KK pertama di Pilgub Kaltim bisa terjadi.
PDIP seperti sudah mengarah ke IN. Termasuk Demokrat lebih dulu. Tapi Demokrat dan PPP bisa saja berubah haluan, jika terjadi hal-hal di luar dugaan.
Kubu IN tetap optimis mendapat perahu untuk maju ke pendaftaran. IN dan Hadi juga tetap melakukan sosialisasi dan menghadiri berbagai acara, yang memberikan dukungan kepada dirinya.
Ketua DPD PDIP Kaltim Safaruddin menegaskan partainya tidak menginginkan Pilgub Kaltim melawan KK. PDIP terus membangun koalisi dengan rakyat di bawah agar Pilgub Kaltim tetap demokratis dengan kehadiran minimal dua pasangan calon.
“Sabar, proses pencalonan Pak Isran di PDIP masih menunggu keputusan ketua umum, tapi PDIP Kaltim berupaya semaksimal mungkin agar tidak terjadi KK,” tandas mantan kapolda Kaltim yang sekarang duduk di kursi DPR RI ini.
SYAIMA MUNCUL LAGI
KK Jilid II juga tengah dibangun Rahmad Mas’ud (RM) dalam Pilwali 2024 di Balikpapan. Meski sejumlah partai masih mengambang, dua partai dengan kursi terbanyak kedua dan ketiga di DPRD Balikpapan hasil Pileg 2024, yakni Partai NasDem dan Gerindra sudah hampir pasti merapat ke RM.
Abdulloh yang juga ketua DPRD Balikpapan sepertinya bakal tergusur dengan kehadiran Bagus Susetyo dari Gerindra untuk mendampingi RM. Sebab, ketika RM menerima surat rekomendasi dari Gerindra, di sampingnya ada Bagus, yang sekarang anggota DPRD Kaltim.
Perjalanan politik yang tragis dialami Partai NasDem Balikpapan. Mereka seperti dapat “pembelajaran politik” yang sangat pahit. Dengan 7 kursi yang didapat, seharusnya tinggal menambah 2 lagi dari koalisi dengan partai lain sudah bisa mengusung pasangan calon menjadi lawan petahana.
Tapi ternyata DPP punya strategi lain. Justru 7 kursi itu menjadi satu paket diserahkan kepada Bani Mas’ud bersama NasDem provinsi.
Di saat yang sama, Ketua NasDem Balikpapan Ahmad Basir (AHB) menjadi calon pendamping Hamdam Pongrewa di Pilbup Penajam Paser Utara (PPU). Itu pun belum tentu mendapat dukungan dari DPP NasDem.
Hamdam-AHB dikabarkan baru mendapat peluang kursi dari Partai Gelora dan Demokrat. Sedang NasDem diperebutkan antara AHB dengan calon NasDem provinsi Mudiyat Noor dan Dayang Donna, putri sulung Awang Faroek Ishak, yang juga anggota DPR RI dari NasDem.
Sejauh ini tak bisa dibayangkan kebingungan yang bakal terjadi di NasDem Balikpapan. Kalaulah nanti AHB bisa melaju ke pendaftaran Pilbup PPU tanpa dukungan NasDem, bagaimana statusnya sebagai ketua DPD NasDem Balikpapan.
Ada yang memprediksi tidak tertutup kemungkinan AHB bisa dilengserkan DPP. Jika ini terjadi, maka AHB bakal menambah jumlah korban dari aksi borong partai setelah AH.
Sementara itu, ada kejutan lain di Balikpapan. Syaima Alaydrus, putri Bupati Kotabaru, Kalsel, H Sayed Jafar Al-Idrus muncul lagi. Dia mengikuti reses anggota DPRI RI Safaruddin, yang juga ketua PDIP Kaltim. Kabarnya dia sengaja diundang untuk mengikuti kegiatan tersebut, yang berlangsung di Balikpapan Timur.
Syaima termasuk orang yang mendaftar di PDIP untuk menjadi calon wali kota atau wakil wali kota Balikpapan. Dia juga mendaftar di partai lain. Belakangan pencalonannya terasa mendingin dan bahkan ada yang bilang dia mengundurkan diri. Tapi dengan kemunculannya kemarin, memberi isyarat Syaima tetap bersemangat meramaikan kontestasi Pilwali Balikpapan 2024.
Bupati Sayed Jafar mengungkapkan, meski dia lebih fokus terhadap istrinya, Hj Fatma Idiana yang bakal maju di Pilbup Kotabaru menggantikan dirinya, tapi dia tetap mendorong putrinya, Syaima berjuang di Pilwali Balikpapan. “Kalau memang punya peluang, kenapa tidak,” ucapnya begitu. ***
(Wartawan senior Kaltim, Walikota Balikpapan 2011-2021)