Otorita IKN Siap Bangun Ibu Kota yang Berbudaya
- IBUKOTAKINI.COM – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bersama Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mengadakan diskusi terbuka “Membangun Ekos
Kabar Ibu Kota
JAKARTA, IBUKOTAKINI.COM – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) bersama Institut Kesenian Jakarta (IKJ) mengadakan diskusi terbuka “Membangun Ekosistem Seni dan Budaya di Ibu Kota Nusantara (IKN)” di Gedung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki pada Kamis (03/08/2023).
Diskusi ini dilakukan untuk menghadirkan peluang unik untuk mengeksplorasi dan membentuk identitas, budaya, dan lanskap artistik IKN sebagai ibu kota baru. Dalam pembangunannya, IKN dibangun sebagai kota yang futuristik namun tetap sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai wajah Indonesia dengan tetap mempertahankan local wisdom yang ada. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala OIKN Bambang Susantono dalam sambutannya.
“Sesuai dengan tag line kami, yaitu ‘Nusantara adalah kita, kita adalah Nusantara’, akhirnya terlaksana diskusi yang membahas Pembangunan IKN sebagai ibu kota yang mendukung transformasi Indonesia di tahun 2045 dimana kita semua berkontribusi didalamnya,” ujarnya.
Rektor Institut Kesenian Jakarta Indah Cahya Wulan mengharapkan wacana seni budaya yang dibahas dalam diskusi kali ini mampu meningkatkan modal sosial Masyarakat dan menjadikan IKN sebagai kota yang menarik dan berkelanjutan.
“Ibu kota kan rumah untuk banyak orang dengan berbagai latar belakang yang berbeda, pasti akan timbul isu sosial yang beragam sehingga perlu diberikan wadahnya masing-masing. Semoga masukan dari hasil diskusi ini bisa menjadi catatan dalam pembangunan IKN,” ucap Indah.
Untuk mendukung jalannya diskusi wacana seni budaya di IKN yang dibangun di Kalimantan Timur, turut hadir Budayawan Kalimantan Timur Zainal Dharma Abidin sebagai salah satu narasumber. Zainal menyatakan bahwa hadirnya IKN merupakan kekuatan baru bagi budaya Indonesia. “IKN ini misinya adalah kota dunia, jadi harusnya kita tidak perlu lagi membawa kesenian ke luar negeri. Harus disiapkan pertunjukan seni standar internasional sesuai kebutuhan yang ada,” imbuhnya.
Hal tersebut disetujui oleh Timbul Raharjo, seorang akademisi di bidang seni kriya. Ia mengharapkan adanya ekosistem seni budaya yang dibangun di IKN yang berkelanjutan agar terus lahir gagasan dan wacana seni budaya baru di IKN.
Addie MS juga menyatakan kegembiraannya dalam diskusi ini. “Saya gembira karena pembangunan IKN dilakukan dengan memikirkan seni budaya. Karena Indonesia ini budayanya banyak dan sangat beragam namun belum banyak fasilitas yang menyediakan wadah untuk hal-hal tersebut,” ujarnya.
“Agenda diskusi ini bukan yang pertama dan satu-satunya. Akan ada banyak aktivitas kebudayaan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi ini nantinya. Semoga kita bisa melanjutkan Pembangunan IKN sebagai ibu kota yang berbudaya,” pungkas Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos Adiwijaya.
Sesi diskusi ditutup dengan kesimpulan dan masukan dari narasumber bahwa ekosistem seni budaya di ibu kota baru perlu didukung oleh peran pemerintah yang memberikan kemudahan regulasi dan akses untuk ruang terbuka untuk berekspresi. Selain itu, tidak hanya dari segi infrastruktur maupun penyediaan fasilitas, namun juga inisiatif warga untuk terus berkontribusi. Dan sebagai dukungan tambahan, perlu adanya program pembinaan dan inkubasi untuk seniman. (***)