Panen padi gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara. (Adpimprov/Hudais Tri Putra)
Kutai Kartanegara

Panen Raya Digital Farming di Tenggarong Seberang

  • Menggunakan Benih unggul berbasis Bio-Invigorasi
Kutai Kartanegara
Robi Sugiarto

Robi Sugiarto

Author

IBUKOTAKINI.COM - Petani di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bukit Biru, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, merasakan babak baru dalam dunia pertanian. 

Pada Jumat, 12 September 2025, mereka menggelar panen padi yang menjadi bukti nyata penerapan teknologi modern berbasis Bio-Invigorasi, Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA), dan digital farming.

Suasana panen kali ini berbeda. Drone sprayer berdesing di udara, menggantikan cara penyemprotan tradisional yang selama ini menyita banyak waktu dan tenaga. 

Benih unggul berbasis Bio-Invigorasi pun memperlihatkan hasil: panen lebih melimpah dengan biaya produksi yang lebih ringan.

BACA JUGA:

Aspakusa Makmur Boyolali, 'Salon' yang Memoles Sayuran Lokal agar Tembus Retail Modern - ibukotakini.com

“Dengan drone sprayer, pekerjaan jauh lebih cepat dan hemat. Hasil panen juga meningkat berkat benih Bio-Invigorasi,” kata Karsono, Ketua Kelompok Tani Tenggarong Seberang.

Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Hamka, yang turut hadir, menegaskan ada lompatan signifikan dari penerapan teknologi itu. “Di Gapoktan Bukit Biru hasil panen naik hingga 5,3 ton per hektare. Sementara di Desa Suka Maju mencapai 7,23 ton per hektare. Peningkatannya sekitar 74 persen,” ujarnya.

Drone untuk pertanian. (Adpimprov/Hudais TP) 

Hamka menambahkan, teknologi tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi petani. “Efeknya bukan hanya di sektor produksi, tapi juga memperkuat ketahanan pangan di Kalimantan Timur,” katanya.

Para petani mengapresiasi dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Bank Indonesia Perwakilan Kaltim, yang sejak awal menyediakan pendampingan, edukasi, dan sarana-prasarana. Mereka berharap inovasi ini bisa diperluas ke lebih banyak daerah.

BACA JUGA:

Kitadin Cetak Sawah 74 Hektare di Lahan Bekas Tambang - ibukotakini.com

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menekankan bahwa program Bio-Invigorasi Benih yang dikembangkan sejak 2021 kini mulai membuahkan hasil. Dari 10 hektare lahan demplot di Desa Bukit Biru, misalnya, panen kali ini mencapai sekitar 6,2 ton per hektare.

“Harapan kami, hasil ini bisa direplikasi ke seluruh lahan sawah di Kaltim. Dengan begitu produksi bisa mencapai 6 ton per hektare, dengan panen tiga kali setahun. Kaltim bisa menuju swasembada beras,” ujar Seno.

Kepala Perwakilan BI Kaltim, Budi Widihartanto, menyebut bantuan sarana pertanian telah disalurkan ke beberapa Gapoktan di lima daerah: Kutai Barat, Samarinda, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan Mahakam Ulu.

Apresiasi juga datang dari Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, yang melihat sinergi Pemprov, BI, dan Politani Samarinda sebagai tonggak penting bagi transformasi pertanian daerah. ***