
Panen Raya Tekan Harga, Kaltim Mei 2026 Deflasi -0,35%
- Deflasi Mei 2025 ini terutama ditopang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil -0,56%.
Kabar Ibu Kota
IBUKOTAKINI.COM - Provinsi Kalimantan Timur mencatat deflasi sebesar -0,35% (mtm) pada Mei 2025, setelah sebelumnya mengalami inflasi. Hal ini menunjukkan tren penurunan tekanan harga yang positif dan menjadi bukti efektivitas langkah-langkah pengendalian inflasi yang terus digencarkan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto, menyatakan bahwa deflasi ini sejalan dengan tren nasional yang juga mencatat deflasi -0,37% (mtm), dan menunjukkan dampak nyata dari panen raya di daerah sentra pemasok pangan seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Timur.
“Deflasi Mei 2025 ini terutama ditopang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil -0,56%. Panen cabai rawit dan bawang merah sangat berpengaruh pada penurunan harga pangan,” jelas Budi pada keterangan resminya Selasa, 3 Juni 2025.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga mencatat deflasi sebesar -0,01% karena turunnya harga BBM. Namun, tekanan inflasi tetap muncul dari sektor transportasi (+0,14%) akibat naiknya harga tiket pesawat selama libur panjang, serta dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya karena naiknya harga emas.
BACA JUGA:
Warga Serbu Pasar Murah Balikpapan, Harga Jauh Lebih Ringan - ibukotakini.com
Untuk menjaga stabilitas harga ke depan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Kaltim terus mengakselerasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Berbagai program dijalankan, mulai dari mekanisasi pertanian, digital farming, penyerapan gabah petani oleh Bulog dan TNI, hingga penyediaan sarana pertanian seperti drone sprayer dan combine harvester.
TPID juga mendorong kelancaran distribusi pangan lewat kegiatan GPM (Gerakan Pangan Murah) dan telah meresmikan kios pengendali inflasi pertama di Kutai Kartanegara. Edukasi masyarakat melalui program Ulama Peduli Inflasi dan kampanye belanja bijak juga terus ditingkatkan.
“Ke depan, sinergi TPID dan semua pemangku kepentingan akan diperkuat dengan strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif. Kita juga mendorong investasi swasta agar ekonomi Kaltim tumbuh tinggi dan inflasi tetap stabil,” tutup Budi. ***
