
Pastikan Stok Aman, Balikpapan Gencarkan Gerakan Pangan Murah
- Selain GPM, Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian juga mengelar operasi pasar serta program stabilisasi harga
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat tetap aman, menyusul pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak di enam kecamatan pada Jumat.
“Enam kecamatan secara serentak membuka pasar GPM dengan kapasitas masing-masing tujuh ton beras. Jadi tidak akan ada kekosongan beras yang dikonsumsi masyarakat,” kata Bagus di Gudang Bulog Balikpapan, Sabtu 30 Agustus 2025.
Ia menyebut sejak pagi telah disiapkan 3,5 ton beras di tiap kecamatan, sementara total stok tetap tujuh ton.
“Pemerintah Kota bersama Perum Bulog memastikan distribusi berjalan lancar, dan jika pasokan habis maka segera dilakukan suplai ulang,” urainya.
Menurut Bagus, kebutuhan beras masyarakat Balikpapan sekitar 5.500 ton per bulan atau rata-rata 38 ton per hari.
BACA JUGA:
https://ibukotakini.com/read/bulog-kaltim-kaltara-salurkan-42-ton-beras-di-gpm-balikpapan
Dengan alokasi 42 ton beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) melalui GPM, ketersediaan untuk kebutuhan harian dinilai mencukupi.
“Dari sisi stok kita sudah siap. Pasokan beras dari Sulawesi dan Jawa Timur terus masuk hampir setiap hari melalui kapal feri dari Parepare. Bahkan Wali Kota juga sudah melakukan kerja sama dengan beberapa kabupaten di Sulawesi terkait pasokan pangan Balikpapan,” jelasnya.
Bagus menambahkan, Pemkot Balikpapan melalui tim pengendalian inflasi daerah (TPID) rutin melakukan evaluasi mingguan maupun bulanan.
Selain GPM, Dinas Perdagangan dan Dinas Pertanian juga mengelar operasi pasar serta program stabilisasi harga.
Ia menegaskan masyarakat bisa membeli beras SPHP dengan mudah, baik melalui warung mitra Bulog, kios pengecer, pasar tradisional, outlet BUMN.
“Kalau di lapangan ada harga yang tidak sesuai dengan ketentuan, silakan laporkan. Kita juga punya toko penyeimbang sebagai bagian dari program stabilisasi harga agar tetap sesuai dengan Harga Ecaran Teringgi (HET),” ujar Bagus. ***
