Pelepasliaran Orangutan dan Peresmian Pondok Monitoring Lewun Kahio di TNBBBR

IBUKOTAKINI.COM—Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam bekerja sama dengan mitra Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival Foundation) melepasliarkan tiga individu orangutan ke Kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kalimantan Tengah.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen KSDAE Kementerian LHK Indra Eksploitasia mengatakan pelepasliaran ini diharapkan dapat meningkatkan populasi orangutan di alam. Adapun, orangutan yang dilepasliarkan tersebut adalah Batola, Paduran, dan Unyu. Dalam peresmian ini, Indra juga meresmikan pondok monitoring orangutan yang diberi nama Lewun Kahio yang berarti Kampung Halaman Orangutan.

“Selain itu, kami berharap dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian orangutan dan meningkatkan kolaborasiberbagai pihak terutama masyarakat di sekitar kawasan hutan dalam upaya perlindungan keanekaragaman hayati di Indonesia,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Rabu (19/2/2020).

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Agung Nugroho mengatakan bahwa kawasan yang menjadi area pelepasliaran telah melalui beberapa kajian, sehingga memenuhi syarat sebagai rumah baru bagi orangutan rehabilitan. “Hal ini untuk menjamin orangutan yang dilepasliarkan dapat berkembang dengan baik dan mampu membentuk populasi baru,” tuturnya.

Sementara itu, CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite menuturkan orangutan telah melalui proses rehabilitasi sebelum dilepasliarkan mulai dari sekolah hutan hingga pra-pelepasliaran.

Hingga saat ini, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya Bersama dengan Balai KSDA Kalimantan Tengah dan mitra Yayasan BOS telah melepasliarkan sebanyak 171 individu orangutan.