Peluang Cuan dari Capital Gain Obligasi di Tengah Turunnya Suku Bunga
Ekbis

Peluang Cuan dari Capital Gain Obligasi di Tengah Turunnya Suku Bunga

  • Capital Gain Obligasi Jadi Peluang Emas
Ekbis
Bunga Citra

Bunga Citra

Author

IBUKOTAKINI.COM - Tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sepanjang 2025 membuka peluang baru bagi investor pasar obligasi. Dengan BI-Rate yang kini bertahan di level 4,75%, pasar surat utang pemerintah justru mencatatkan reli harga, menciptakan momentum capital gain yang menjanjikan bagi investor berpengalaman.

Menurut Head of IPOT Fund & Bond PT Indo Premier Sekuritas, Dody Mardiansyah, investor yang cermat mampu meraih cuan signifikan dari strategi waktu pembelian dan penjualan obligasi di pasar sekunder. 

“Daya tarik capital gain ini jarang diketahui investor. Strateginya jelas, yaitu mengakumulasi obligasi saat harga masih rendah, sebelum fase reli harga dimulai,” ungkapnya dalam keterangan resmi, pada Selasa (28/10/2025).

Ketika BI menurunkan suku bunga, harga obligasi lama terutama yang menawarkan kupon tetap akan meningkat karena memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan seri baru. Kondisi ini membuka peluang keuntungan modal (capital gain) bagi investor yang menjual obligasinya di harga lebih tinggi dari harga beli.

“Obligasi dengan kupon tetap seperti Surat Berharga Negara (SBN) seri FR sangat strategis untuk dibeli saat suku bunga tinggi dan dijual ketika tren penurunan suku bunga mulai terjadi,” kata Dody.

Fenomena ini terlihat pada obligasi pemerintah seri FR0097 (jatuh tempo Juni 2043, kupon 7,125%). Investor yang membeli seri ini pada 1 Juni 2025 di harga 100,90% dan menjualnya pada 22 Oktober 2025 di 106,75%, berpotensi meraih capital gain sebesar 5,85% dalam waktu kurang dari lima bulan.

BACA JUGA:

Jelang Perayaan Natal, Pemkot Balikpapan Pantau Harga Kebutuhan Pokok - ibukotakini.com

Menurut Dody, peluang keuntungan tersebut sangat dipengaruhi oleh durasi obligasi, yaitu ukuran sensitivitas harga terhadap perubahan suku bunga. 

“Obligasi dengan durasi panjang, seperti FR0097, memiliki respons harga yang lebih besar terhadap perubahan suku bunga. Penurunan yield sekecil apa pun bisa berdampak signifikan,” jelasnya.

Bagi investor yang fokus pada total return, kombinasi antara kupon tetap dan potensi capital gain menjadikan obligasi berjangka panjang sebagai instrumen strategis di tengah siklus pelonggaran moneter.

“Investor perlu memahami bahwa obligasi bukan hanya tentang pendapatan kupon, tapi juga tentang momentum pasar. Ketika tren suku bunga turun, capital gain bisa menjadi sumber keuntungan tambahan yang sangat menarik,” ujar Dody.

PT Indo Premier Sekuritas menilai, dinamika ini menjadi momen ideal bagi investor untuk memperdalam strategi diversifikasi portofolio. Di tengah fase transisi kebijakan moneter BI, instrumen berpendapatan tetap berpotensi memberikan imbal hasil menarik dengan risiko relatif lebih rendah dibandingkan saham.

“Investor dan pengelola dana perlu lebih jeli memanfaatkan hubungan antara kebijakan moneter dan pasar obligasi. Saat ini, obligasi durasi panjang adalah instrumen strategis untuk memaksimalkan total return,” tambahnya. ***