Kayu lapis salah satu komoditi ekspor di Kaltim
Kabar Ibu Kota

Peluang Green Industri, Investasi Baru Kaltim

  • Peluang Investasi Baru di Kaltim 

Kabar Ibu Kota
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM – Pada triwulan I 2020 ekonomi Kalimantan Timur hanya tumbuh 1,27 persen (yoy). Angka itu melambat dibanding periode sebelumnya. Angka itu relative lebih baik di masa pandemic COVID-19.

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim menilai memasuki triwulan kedua ekonomi Kaltim mulai membaik. Itu terlihat dari dari peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen dalam Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk S Cahyono menjelaskan ketergantungan terhadap lapangan usaha pertambangan menjadikan kemampuan fiskal Kaltim turut bergerak senada dengan pertorma tambang. Padahal, batubara maupun Crude Palm Oil (CPO) Kaltim cukup potensial untuk dikembangkan lebih jauh lagi. “Tentu saja ini untuk mendukung perekonomian yang lebih resilien melalui industri turunannya,” jelas Tutuk S Cahyono, Ahad (12/7).

Untuk itu, CPO harus terus dikembangkan termasuk produk turunanya seperti B30 dan industri makanan. Samahalnya dengan batubara, minyak, dan gas sebagai sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, harus diperpanjang rantai industrinya melalui hilirisasi investasi yang mulai masuk ke Kaltim juga harus diarahkan kepada industri turunan dan green industri. 

Menurut Tutuk, dengan letak geografis yang dimiliki wilayah ini membuka peluang untuk terciptanya green industri. Seperti pengolahan mineral, gasitikasi batubara, ataupun pengolan biodiesel, hingga energi bersih untuk menunjang ibu kota negara.

Di tingkat nasional Pemerintah Pusat memiliki rencana untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di seluruh lndonesia. Sehingga pengembangan green industri memiliki prospek yang cukup baik. “Kaltim memilki 5 lokasi potensial investasi hydro dengan kapasitas total sebesar 1,1 GW,” sebut mantan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan.

Selain itu, untuk menggali potensi investasi, persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) juga memegang peranan penting dalam keberlanjutan industri.

Untuk itu, perlu persiapan sejak dini kapasitas SDM lokal sehingga nantinya sudah siap untuk menjadi agen penerima transfer ilmu. Ia menyebut, terpilihnya Sepaku dan Samboja menjadi lokasi Ibu Kota Negara baru (IKNB) tentu akan mempengaruhi struktur ekonomi Kaitim secara keseluruhan.

“Tentunya akan menjadi daya tarik baru untuk investor baik domestik maupun maupun asing,” ujarnya. Meskipun seluruh keputusan terkait pembangunan IKNB menjadi wewenang pemerintan pusat. Akan tetapi Kaltim harus terus mempersiapkan diri menjadi daerah penunjang IKNB. Hal ini dapat dilakukan melalui persiapan infrastruktur, fasilitas, konektivitas, serta industri sehingga nantinya pergerakan ekonomi di IKNB Juga dapat dirasakan di wilayah lain Kalimantan Timur.