Ilustrasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Bisnis

Pemakaian BBM di Balikpapan Turun 40 Persen

  • Pemulihan ekonomi berlangsung tiga bulan

Bisnis
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM – Kebijakan pembatasa aktivitas masyarakat menurunkan penggunaan bahan bakar minyak oleh masyarakaat. begitu pula BBM untuk kalangan industri. PT Pertamina (Persero) mengurangi kapasitas kilang menyikapi penurunan konsumsi BBM karena pandemi Covid-19. Momen itu dimanfaatkan juga untuk pemeliharaan kilang. Pertamina Region Manager Communication & CSR Kalimantan, Roberth MV Dumatubun mengatakan  Unit Kilang V (Refinery Unit/RU V) yang berada di Balikpapan kini sedang melakukan perbaikan. Suku cadang yang sudah usang akan diganti.

“Akhir bulan Mei mulai dinyalahkan. Begitu mulai running, kita akan lihat lagi apakah kemudian sudah bisa mulai berproduksi secara normal atau cukup untuk maintenance kilang,” katanya saat ditemui, Selasa (12/5/2020).

Robeth menjelaskan, selama sebulan terakhir RU V tidak beroperasi. Pertamina menabung stok yang ada. Di sisi lain permintaan terus ada meski tidak banyak.
Di Balikpapan saja, untuk saat ini penggunaan bahan bakar minyak (BBM) turun 40 persen dari hari normal. Sementara itu sejak Maret lalu, permintaan bensin domestik terus mengalami penurunan rata-rata 17 persen. Diesel turun rata-rata 8 persen dan avtur turun 45 persen.

Sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), permintaan BBM di kota-kota besar tercatat mengalami penurunan di atas 50 persen. Tertinggi adalah Jakarta dan Bandung yang turun hampir 60 persen.

Secara nasional penurunan permintaan BBM mencapai 35 persen dibandingkan dengan rata-rata Januari hingga Februari. Selain penurunan di BBM retail, penurunan permintaan juga terjadi untuk konsumen industri mengingat banyak yang berhenti beroperasi. Saat beroperasi nanti, rencana awal Pertamina adalah mengembalikan stok yang berkurang. Apakah akan beroperasi normal di pertengahan tahun atau tidak, menunggu perkembangan Covid-19.
“Jadi kita akan lihat dulu. Yang penting adalah saat kemudian pemerintah memerintahkan ‘oke distribusi BBM kembali normal,” jelas Robeth.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, memperkirakan pertumbuhan pada 2020 hanya mencapai 1,8 persen hingga 2,3 persen. Ini apabila diberlakukan pengetatan sosial selama 3 bulan. Jika pengetatan berlangsung selama sebulan, produk domestik regional bruto (PDRB) bisa lebih baik. Kisarannya 3,8 persen hingga 4,3 persen.

Apabila pemerintah Balikpapan menetapkan PSBB, PDRB diperkirakan 3,4 persen sampai 3,9 persen. Ini untuk status selama sebulan. PSBB dalam rentan waktu 3 bulan bisa lebih buruk lagi. Pertumbuhan diperkirakan anjlok di 0,3 persen sampai 0,8 persen.