Pembangunan Smelter Titanium Pertama Capai 75 Persen
Ekonomi

Pembangunan Smelter Titanium Pertama Capai 75 Persen

  • BANGKA - Kementrian Perindustrian memberikan penghargaan kepada PT. Bersahaja Berkat Sahabat Jaya atas langkah investasi dalam membangun
Ekonomi
Redaksi Daerah

Redaksi Daerah

Author

BANGKA, IBUKOTAKINI.COM - Kementrian Perindustrian memberikan penghargaan kepada PT. Bersahaja Berkat Sahabat Jaya atas langkah investasi dalam membangun smelter titanium pertama di Indonesia.

Proyek tersebut berlokasi di Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, dan telah menunjukkan kemajuan signifikan dengan proses pembangunan yang telah mencapai 75 persen.

Dengan total investasi mencapai Rp1,3 triliun, smelter ini memiliki kapasitas produksi sebesar 100 metrik ton per hari. Langkah bersejarah ini menandai upaya serius Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah dalam industri, khususnya dalam proses pemurnian ilmenite menjadi produk titanium slag yang sangat dihargai dalam berbagai industri.

“Kami mengharapkan smelter ini sebagai langkah maju dalam meningkatkan sektor industri dan kemandirian negara dalam memproduksi titanium. Karenanya, dukungan terhadap PT Bersahaja dapat ikut memajukan daerah dan juga Indonesia,” ujar Direktur Utama PT Bersahaja Berkat Sahabat Jaya, Arbi Leo, Dilansir siaran pers Kementrian Perindustrian, Senin, 11 Desember 2023.

Ilmenite, sumber utama dari unsur titanium (Ti), biasanya diperoleh dari mineral utama dalam batuan beku mafik. Mineral ini juga sering ditemukan sebagai limbah dari industri pertambangan timah atau pasir zirconium.

BACA JUGA:

Keberadaan smelter ini menjadi kunci penting bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor produk sejenis, sambil meningkatkan nilai tambah dalam rantai pasok industri nasional.

Tak hanya itu, pembangunan smelter ini juga diharapkan akan menciptakan lapangan kerja baru, terutama dalam sektor industri hilirisasi, yang diperlukan untuk mendukung ekosistem industri yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Produk-produk dari ilmenite, seperti titanium dioksida, pigmen, kapur putih, dan bahan abrasif, menjadi fokus utama dari hasil produksi smelter ini. Kehadiran smelter ini diharapkan dapat memberikan dorongan besar bagi berbagai sektor yang menggunakan titanium, seperti industri kesehatan, penerbangan, teknologi luar angkasa, serta peralatan militer.

Pembangunan smelter titanium menjadi langkah penting Indonesia dalam meraih kemandirian dalam mengolah bahan mineral menjadi produk jadi. Hal ini tidak hanya memperkuat posisi negara sebagai pionir dalam industri hilirisasi global, tetapi juga menegaskan keseriusan Indonesia untuk menjadi pelaku utama dalam industri pengolahan mineral. (Sijori.id)