Pemerintah Kaltim akan Bentuk Tim Evaluasi Bidang Pendidikan
- Tim evaluasi bertugas membenahi pengelolaan pendidikan di Benua Etam.
Kabar Ibu Kota
SAMARINDA – Pemerintah Kalimantan akan membentuk Tim Evaluasi Pembangunana Bidang Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan bidang pendidikan dan DPRD Kaltim.
Rencana itu merupakan salah satu hasil kesepakatan dalam Rapat Evaluasi Pelaksanaan Program Beasiswa Kalimantan Timur di Ruang Rapat Pimpinan DPRD Provinsi Kaltim, Sabtu, 4 Mei 2024.
Tim evaluasi itu bertugas melakukan pembenahan pengelolaan pendidikan Kaltim.
"Kita ingin gagasan-gagasan bagus para pemimpin terdahulu, dapat diimplementasikan (dieksekusi) secara baik, benar dan tepat sasaran," kata Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik dalam pernyataan dikutip hari ini.
Rapat dipimpin Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud, didampingi Wakil Ketua Sigit Wibowo dan Muhammad Samsun, dihadiri para ketua fraksi/komisi DPRD Kaltim.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Akmal mengatakan, salah satu upaya pengembangan pendidikan yang menjadi prioritas ialah program Beasiswa Kalimantan Timur (BKT). Program ini dijalankan Badan Pengelola Beasiswa Kalimantan Timur Tuntas (BPBKT) bagi putra putri Benua Etam.
“Program ini berdampak positif bagi peningkatan kompetensi (kemampuan) dan kualitas penerimanya,” ujar Akmal.
Karenanya menurut Pj Gubernur Akmal Malik, selayaknya BKT selain berimbas meringankan biaya pendidikan anak-anak Kaltim, juga meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian kerja penerima beasiswa.
“Pendidikan itu korelasinya bukan soal kecerdasan saja, tapi bagaimana peluang anak-anak kita bisa bekerja,” katanya.
Diakui Akmal, dirinya sangat menyesalkan sampai saat ini lapangan kerja di sektor formal maupun informal hanya mau menyerap 20 persen dari seluruh angkatan kerja Kaltim.
BACA JUGA:
“Sisanya dari mana yang 80 persen itu. Pasti dari luar Kaltim dan ini hampir terjadi setiap tahun,” ungkapnya.
Bahkan Akmal menyebutkan ketika berkomunikasi dengan perusahaan yang beroperasi di Kaltim, ternyata hanya mampu mengakomodir kisaran 10 hingga 25 persen warga Kaltim.
“Itu pun posisi kerja pada jabatan menengah ke bawah,” tambahnya.
Kedepan, beasiswa selain lebih selektif (tujuh kategori), juga mengarah dan mendukung pada pendidikan vokasi bagi para penerima.
“Kita berharap anak-anak kita yang menerima beasiswa, setelah selesai pendidikan tidak hanya menerima ijazah, tapi juga memiliki kemampuan dan keahlian kerja,” harapnya. ***