Pemerintah Uji Coba BBM Rendah Sulfur di Hari Kemerdekaan RI ke 79
- Saat ini, pemerintah tengah mencari bahan pencampur untuk mengurangi kandungan sulfur dari BBM yang ada di pasaran.
Tren
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki bahan bakar minyak (BBM) jenis baru. BBM anyar ini diklaim memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah.
BBM baru yang rendah sulfur dan emisi diujicobakan mulai 17 Agustus 2024. Menurutnya, kehadiran BBM baru ini merupakan solusi atas permasalahan polusi udara di perkotaan. Persoalan polusi udara sendiri disebabkan oleh penggunaan BBM dengan kandungan sulfur tinggi.
"Sekarang ini kan udara kita kan banyak emisi. Ini gimana caranya supaya ngurangin, supaya kita hidup sehat. Jadi kita alternatifnya pakai yang BBM yang rendah sulfur," katanya saat ditemui di kantor Kementrian ESDM pada Jumat 12 Juli 2024.
Saat ini, pemerintah tengah mencari bahan pencampur untuk mengurangi kandungan sulfur dari BBM yang ada di pasaran. Arifin menyebut, bahan pencampur tersebut untuk menghasilkan BBM setara Euro 5. Pemerintah, kata Arifin, akan menentukan bahan bakar nabati (BBN) sebagai bahan pencampur BBM untuk mengurangi kandungan sulfurnya menjadi di bawah 50 ppm.
BACA JUGA:
- Rasakan Sensasi Berkendara New Honda Stylo 160, Astra Motor Kaltim 1 Ajak 20 Riders - ibukotakini.com
- Tersengat Sentimen Suku Bunga The Fed, IPOT Rekomendasikan 3 Saham untuk Trading Pekan Ini - ibukotakini.com
- Penurunan Jumlah Personel Amankan Pilkada Masih Tunggu Klasifikasi Status TPS - ibukotakini.com
Arifin menyebut, untuk menciptakan BBM baru yang lebih ramah lingkungan tersebut diperlukan ongkos produksi. Namun, tidak disebutkan secara pasti anggaran yang dibutuhkan untuk mewujudkan jenis BBM baru tersebut.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menjelaskan 17 Agustus 2024 merupakan tanggal di mana BBM baru rendah sulfur akan diujicobakan (pilot project).
B40 Meluncur 2025
Tak hanya itu, Arifin memastikan, kenaikan campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) minyak kelapa sawit dengan Solar dari 35 persen menjadi 40% alias Biodiesel 40 (B40) berlaku mulai awal 2025.
Arifin mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan segala hal mulai dari aspek teknis, pasokan minyak sawit (crude palm oil/CPO), hingga pendanaan.
"Uji coba sudah siap, teknis siap, pasokan juga siap, pendanaan siap. Tinggal launching saja," Sebutnya. (Jogjaaja.com)