Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Balikpapan, Heria Prisni
Kabar Ibu Kota

Pemkot Balikpapan Dorong Petani Olah Pupuk Organik

  • IBUKOTAKINI.COM - Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Balikpapan mulai melatih para petani hortikultura untuk membuat pupuk organik. Pelatihan ini dilaks
Kabar Ibu Kota
Redaksi

Redaksi

Author

IBUKOTAKINI.COM - Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan mulai melatih para petani hortikultura untuk membuat pupuk organik. Pelatihan ini dilaksanakan untuk mendorong petani membuat pupuk organik atau pun kompos. 

Mengingat untuk memperoleh pupuk subsidi harus menggunakan aplikasi dengan jenis padi, cabai dan bawang. Sementara petani telah mengkategorikannya sebagai hortikultura sehingga sebagian besar petani di Balikpapan tak bisa mendapatkan pupuk subsidi. 

Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DPPP), Heria Prisni menjelaskan bahwa saat ini dalam kondisi curah hujan ongkos produksi para petani lebih besar. 

"Walaupun hujan sebentar saja tergenang masih aman. Untuk padi sawah. Dan tanaman hortikultura tergenang sebentar kemudian disiram. Ongkos produksi yang tinggi. Habis hujan lebat disiram lagi karena lumpurnya," kata Heria Prisni, Jumat (21/10/2022).

Baca JUGA:

Saat ini menurutnya yang menjadi kendala adalah menebus pupuk bersubsidi. Karena petani tidak bisa menebus pupuk bersubsidi. 

"Untuk hortikultura nggak bisa menebus karena yang bisa menebus padi, cabai, dan bawang. Solusinya petani menggunakan pupuk sendiri atau organik," terangnya. 

Karena itu, upaya yang dilakukan adalah mengundang kelompok tani untuk bisa membuat pupuk organik untuk mengurangi pupuk kimia.

"Supaya mengurangi penggunaan pupuk tidak bersubsidi. Karena kalau menggunakan pupuk nonsubsidi ongkos produksinya naik tiga kali lipat," beber Heria Prisni. 

Heria memaparkan hal ini terjadi sejak awal Agustus 2022 sehingga sejak dua bulan ini petani tidak menggunakan pupuk nonsubsidi. 

"Sudah dua bulan mereka (petani) tidak bisa menggunakan pupuk bersubsidi. Yang terdampak 4 ribu petani. Pakai aplikasi jenis hortikultura. Sementara di aplikasi harus jenisnya tanaman," tandasnya.

Untuk itu, Pemerintah Kota Balikpapan melalui DPPP menyurat ke Pemerintah Pusat dan Provinsi Kaltim untuk merevisi dalam menebus pupuk bersubsidi agar petani yang sudah masuk hortikultura bisa memperoleh pupuk subsidi. 

"Kita bersurat ke pusat untuk merevisi aplikasinya khususnya dalam  menebus pupuk subsidi supaya petani yang tanam cabai tetapi sudah masuk Hortikultura dapat pupuk bersubsidi," tutup Heria Prisni. ###