
Pemkot Balikpapan Mulai Ancang-Ancang Cegah Anjal Bulan Ramadan
- Dinsos bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Balikpapan berkolaborasi melakukan pencegahan dan pengawasan.
Balikpapan
IBUKOTAKINI.COM - Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh Rahmat. Di mana segala macam amal dilipat gandakan termasuk bersedekah. Hal demikian kerap dimanfaatkan oleh para anak jalanan atau manusia grobak yang lebih mudah ditemukan di Kota Balikpapan saat memasuki pertengahan Ramadan.
Oleh sebab itu, Dinas Sosial (Dinsos) Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap Penyandang Masalah Kesejahteraan Masyarakat (PMKS) tersebut.
"Fenomena ini biasa meningkat di momentum Ramadhan, mereka memanfaatkan banyaknya warga yang bersedekah selama Ramadhan," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Pemkot Balikpapan, Edi Gunawan, Senin 10 Maret 2025.
Ia mengatakan, Dinsos bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Balikpapan berkolaborasi melakukan pencegahan dan pengawasan.
"Hal ini untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan di Kota Balikpapan selama Ramadan," katanya.
Edi menjelaskan, kolaborasi tersebut akan meningkatkan pengawasan, terutama di titik-titik keramaian seperti pasar Ramadhan, yang menjadi lokasi favorit bagi anjal dan dan pengemis untuk meminta-minta.
BACA JUGA:
Atasi Banjir, Pemkot Balikpapan Percepat Eksekusi untuk Bendali Ampal Hulu - ibukotakini.com
"Kami akan melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan kondisi kota tetap nyaman, terutama menjelang akhir Ramadan ketika jumlah mereka cenderung meningkat," tuturnya.
Selain itu, kata Edi, Dinsos juga menaruh perhatian khusus pada potensi eksploitasi anak.
Dikemukakannya berdasarkan temuan di lapangan, muncul dugaan bahwa sebagian dari mereka diorganisir oleh pihak tertentu agar meminta-minta di lokasi strategis.
"Kami melihat ada pola tertentu dalam kemunculan mereka di titik-titik ramai, dan ini tentunya perlu diantisipasi agar tidak semakin marak," tambahnya.
Edi menegaskan, dalam menangani persoalan tersebut Dinsos mengutamakan pendekatan persuasif dengan memberikan pembinaan dan pengarahan agar mereka tidak terus berada di jalanan.
"Kami tidak langsung memberikan hukuman, melainkan lebih kepada pembinaan agar mereka memiliki alternatif lain selain mengemis di jalan," terang Edi.
Lanjut Edi, apabila ditemukan kasus yang memerlukan tindakan lebih lanjut, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk langkah penanganan yang lebih tegas.
"Dengan pengawasan yang lebih ketat, kami berharap keberadaan Anjal dan pengemis dapat diminimalisir sehingga masyarakat dapat menjalankan ibadah Ramadhan dengan nyaman," harapnya. ***