Pemkot Balikpapan Siap Ganti Kerusakan Rumah Dampak Pembangunan Rumah Sakit Balikpapan Barat
Balikpapan

Pemkot Balikpapan Siap Ganti Kerusakan Rumah Dampak Pembangunan Rumah Sakit Balikpapan Barat

  • Pemkot akan melakukan pemantauan berkala (opname) selama proyek berlangsung.
Balikpapan
Ferry Cahyanti

Ferry Cahyanti

Author

IBUKOTAKINI.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan berharap warga RT 16 Baru Ulu, yang berada dekat dengan lokasi pembangunan Rumah Sakit (RS) di Balikpapan Barat, dapat bersabar menghadapi dampak proyek tersebut. Pemkot berjanji akan mengganti kerusakan rumah warga yang terdampak setelah proyek selesai.

Asisten Tata Pemerintahan Kota Balikpapan, Zulkipli, menjelaskan, bahwa proses pembangunan rumah sakit telah memasuki tahap pemasangan tiang pancang dan siring, yang menyebabkan getaran pada rumah di sekitarnya. 

“Kami memahami kekhawatiran warga yang mengalami keretakan rumah akibat getaran,” kata Zulkifli usai meninjau lokasi pada Kamis 14 November 2024.

Pemkot akan melakukan pemantauan berkala (opname) selama proyek berlangsung. Setelah tahap yang menimbulkan getaran selesai, barulah Pemkot akan memperbaiki kerusakan yang terjadi untuk menghindari perbaikan berulang. 

“Kami tetap perhatikan faktor keamanan. Jika rumah dianggap tidak aman, kami akan siapkan rumah sewa sementara yang ditanggung Pemkot,” ungkap Zulkipli.

BACA JUGA:

Zulkipli juga menambahkan bahwa permasalahan lahan telah diselesaikan, kecuali satu warga yang masih mengklaim kepemilikan lahan. 

“Warga tersebut hanya meminta kompensasi atas kegiatan yang dia lakukan di lahan itu. Jadi kami hanya bisa kasih santunan atau uang kerohiman,” katanya.

Asisten I Pemkot Balikpapan, Zulkipli

Sementara itu, Sulaiman, warga RT 16 Baru Ulu, mengungkapkan bahwa rumah warga mulai mengalami keretakan sejak ada aktivitas pemancangan yang dilakukan hanya sekitar 20 meter dari rumahnya. 

“Saat sosialisasi di kantor kecamatan, katanya kami akan dievakuasi dulu sebelum pemancangan. Tapi kenyataannya, kami belum dievakuasi dan pemancangan sudah dimulai,” ungkap Sulaiman.

Sulaiman juga menyampaikan keberatannya terhadap ketidakjelasan jam operasional pekerjaan yang berlangsung hingga pukul 22.00 WITA, sehingga mengganggu istirahat warga. 

“Hingga pukul 10 malam masih ada pekerjaan. Warga sampai kesal dan meneriaki pekerja agar berhenti,” ujarnya.

Keretakan yang dialami rumah warga, menurut Sulaiman, sudah berlangsung selama dua minggu dan semakin parah. “Kalaupun diperbaiki, kondisinya sudah sulit. Rumah harus dihancurkan dulu baru bisa dibangun kembali,” kata Sulaiman. ***